Kudus (ANTARA News) – Masyarakat Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar kirab gunungan aneka hasil kerajinan logam sebagai salah satu upaya mempromosikan hasil kerajinan dari bahan logam masyarakat setempat, Senin.
Hasil kerajinan dari bahan logam yang diarak oleh masyarakat Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus itu, di antaranya pisau, golok, cangkul, garu, cetok, serta perkakas rumah tangga seperti alat penggorengan serta peniris minyak.
Selain itu, terdapat pula gunungan yang terdapat hasil bumi masyarakat desa setempat, mulai dari kacang panjang, jagung, gambas, terong serta mentimun.
Kirab gunungan logam yang digelar Senin (12/12), diikuti puluhan anak-anak, remaja, dan orang tua, untuk meramaikan kirab gunungan hasil logam.
Kegiatan yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu juga dimeriahkan penampilan grup drum band.
Selain wujud rasa syukur masyarakat desa setempat atas penghasilan yang diperoleh dari hasil kerajinan logam, kirab tersebut juga bertujuan untuk mempromosikan dan upaya mengangkat kembali potensi produk lokal berbahan logam agar bisa bersaing dengan produk impor.
“Masyarakat Desa Hadipolo sejak ratusan tahun yang lalu secara turun temurun memproduksi bermacam hasil logam yang dipasarkan di seluruh Indonesia bahkan merambah hingga mancanegara,” kata Ketua Panitia Kirab Gunungan Logam Muhammad Prayitno di Kudus, Senin.
Usai diarak keliling desa, gunungan hasil logam tersebut dibawa menuju makam sesepuh desa dan warga menggelar doa bersama keselamatan bangsa Indonesia.
Selain membawa hasil logam, warga juga membuat replika golok berukuran besar.
Puncak acara kirab, gunungan hasil bumi diperebutkan warga, sedangkan gunungan hasil logam yang isinya pisau, gunting dan benda tajam lainnya dilarang diperebutkan karena membahayakan.
Salah seorang pengrajin pisau di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Sahri Baedlowi yang juga panitia kirab mengakui, dengan adanya kirab hasil logam, setidaknya Desa Hadipolo sebagai sentra pengrajin aneka kerajinan dari bahan logam kembali dipromosikan.
“Karena kirab gunungan hasil logam baru pertama kali di Kudus, setidaknya bisa menjadi daya tarik wisatawan dari luar Desa Hadipolo maupun luar Kota Kudus untuk berkunjung,” ujarnya.
Tanpa ada upaya mempromosikan hasil kerajinan logam, dia yakin, dengan banyaknya produk serupa dari luar negeri, pangsa pasar untuk produk lokal akan berkurang.
Kirab gunungan hasil logam tahun ini, katanya, merupakan yang kedua dengan peserta yang semakin bertambah, khususnya dari pengrajin aneka kerajinan dari bahan logam.
Ia mencatat, jumlah pengrajin di Desa Hadipolo mencapai ratusan, sehingga keberadaannya perlu diangkat agar semakin dikenal, sehingga omzet penjualannya juga semakin meningkat.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016