JURNAL3 / JAKARTA – Rencana Bulog membuang 20 ribu ton beras busuk dari gudang menyayat hati empat organisasi kepemudaan. Mereka antara lain HIMMAH, Perisai, Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI), dan Generasi Muda Khonghucu Indonesia (Gemaku).
Bagi keempat organisasi kepemudaan itu, ada yang tidak beres dari kebijakan impor beras di tahun 2018 hingga mengakibatkan beras menumpuk selama setahun dan harus dibuang.
Kebijakan tersebut tentu diambil saat Kementerian Perdagangan masih dipimpin oleh politisi Nasdem Enggartiasto Lukita.
Enggar seperti tidak melakukan kajian matang dalam memberi izin impor. Sebab, beras kemudian tidak tersalurkan sebanyak 20 ribu ton atau senilai Rp 160 miliar.
Keempat organisasi bakal melaporkan dugaan korupsi dalam impor yang tidak didasarkan kajian matang tersebut.
Selain diduga ada permainan, impor beras juga dianggap telah mencederai kedaulatan pangan.
KPK juga perlu menjelaskan mengenai peran Enggar dalam kasus distribusi pupuk yang melibatkan politisi Golkar Bowo Sidik Pangarso. Sebab, selama persidangan Bowo kerap menyebut nama Enggar, namun yang bersangkutan tidak pernah dipanggil di persidangan.
Kepada Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, mereka menuntut tindakan tegas. Minimal Enggar harus mendapat perlakuan sebagaimana mantan Sekjen Nasdem Patrice Rio Capella, yang dilepas saat tersandung kasus korupsi.@rul