Gubernur Jatim Gelar Apel Siaga Menyambut La Nina

JURNAL3/NGANJUK – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mewanti-wanti seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur harus bersiap siaga menghadapi fenomena La Nina yang diprediksi terjadi di penghujung akhir tahun ini. Fenomena La Nina berpotensi meningkatkan curah hujan yang juga mendorong peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

“Pemerintah daerah perlu menyiapkan rencana aksi mitigasi guna meminimalisir dampak kerugian dan korban. Menurutnya, kesiapan personel, alat dan sarana pendukung harus dipersiapkan sedini mungkin agar tidak gagap jika sewaktu -waktu terjadi bencana,” jelas khofifah, saat memimpin secara langsung Apel Siaga Banjir yang dilaksanakan di Bendungan Semantok, Desa Sambikerep, Rejoso, Kab. Nganjuk, Senin (1/11).

“Selain apel kesiapsiagaan, mitigasi yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan saluran air dan selokan, pengerukan sungai, pembenahan tanggul sungai, optimalisasi drainase, pemangkasan pohon, dan lain sebagainya,” ungkap Khofifah .

Khofifah mengatakan, kesiapsiagaan tidak hanya di level pemerintah daerah saja. Masyarakat juga harus diajak untuk sadar lingkungan sekitar agar memahami risiko bencana yang dihadapi. Menurutnya, gotong royong menjadi salah satu upaya meminimalisir risiko bencana.

“Misalkan sungai di wilayah tersebut rawan banjir akibat pendangkalan atau sedimentasi, maka masyarakat sekitar bisa bergotong royong melakukan normalisasi sederhana, menanam pohon disepanjang daerah aliran sungai, dan sebagainya. Dititik mana butuh support dari pemerintah, maka hal tersebut bisa dikomunikasikan,” ujarnya.

Dalam apel tersebut, Gubernur Khofifah menyebut beberapa titik rawan terjadinya banjir yaitu Sungai Lamong Gresik, Sungai Kemuning Sampang, Sungai Welang dan Sungai Kedung Larangan di Pasuruan dan beberapa sungai lain yang memiliki intensitas banjir sama besarnya serta terjadi di lokasi rural seperti Sungai Rejoso Pasuruan, Sungai Kening di Tuban dan anak-anak sungai di Madiun, aliran sungai Bengawan Solo.

Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini guna mewaspadai terhadap kedatangan La Nina menjelang akhir tahun ini. Berdasarkan monitoring BMKG terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian Tengah dan Timur, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina.

Fenomena La Nina tahun ini akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20%-70% di atas normal. Dengan ada potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.*/Syaiful Hidayat

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*