JURNAL3/BANGKALAN- Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mengejar target 34.000 hektare restorasi mangrove di seluruh wilayah pesisir Jatim. Percepatan pencapaian target tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.
“Dampak pemanasan global dan perubahan iklim tidak sepele, karena tidak hanya merusak tatanan kehidupan sosial masyarakat namun juga berdampak pada perekonomian masyarakat di seluruh dunia,” ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa disela-sela kegiatan “Nanem Tenjang” di Kawasan Ekowisata Mangrove Sepulu di Kabupaten Bangkalan, Kamis (4/11).
“Ini (penanaman mangrove) adalah salah satu ikhtiar yang kita bisa lakukan untuk menahan laju perubahan iklim yang sangat cepat,” ujarnya, dalam dirilis diterima media jurnal3.
Khofifah menerangkan, lokasi penanaman merupakan kawasan ekowisata yang menjadi area wisata edukasi dan konservasi ekosistem mangrove.
Restorasi ini, kata dia, juga menjadi salah satu cara untuk merevitalisasi kembali kawasan mangrove Jatim sebagai salah satu destinasi unggulan ekowisata dan eduwisata Jatim.
Sementara itu, penanaman Mangrove di kawasan Pulau Madura telah masif dilakukan sejak tahun lalu. Tercatat pada tahun 2020 telah dilakukan penanaman mangrove di Madura sebanyak 1.237.500 batang dengan total luas area penanaman seluas 375 hektare. Sehingga diharapkan hingga akhir tahun 2021 ini, total 479,49 hektare lahan di Madura akan ditanami mangrove, pungkasnya. #/Syaiful Hidayat