LSM LIRA Minta Gubernur Khofifah Dievaluasi, Ada apa?
Jurnal3.net / Surabaya – Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam wadah Asosiasi Seniman LIRRA Indonesia “ASLI” dan aktivis LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jawa Timur memperingati hari anti korupsi sedunia jatuh pada tanggal 9 Desember dengan melakukan aksi demonstrasi turun ke jalan.
Gubernur LSM LIRA jawa timur Bambang Assraf HS saat menjadi coordinator lapangan demo hari anti korupsi sedunia.
“Hari ini kita memperingati hari anti korupsi sedunia sebagai symbol perlawanan terhadap maraknya praktek korupsi oleh oknum di jajaran pemerintahan dan lapisan masyarakat, katanya saat diwawancarai awak media di depan gedung grahadi Surabaya, Kamis (9/12) kemarin.
Assrf menilai, saat ini korupsi tidak mengenal strata masyarakat, korupsi dapat dilakukan oleh masyarakat kecil hingga elit pejabat pemerintahan yang sedang berkuasa.
“Praktek korupsi saat ini juga bermacam-macam motivasinya, ada yang melakukan pungli, gratifikasi, nepotisme hingga korupsi berjamaah yang dilakukan oleh banyak pihak seperti kasus yang menimpa bupati kabupaten probolinggo puput tantriana, Hasan Aminudin suaminya anggota DPR-RI, kepala dinas, camat, swasta hingga pemuka agama, jelas Assraf dengan nada kesal,” ujarnya, dalam keterangan tertulis terima media jurnal3.net. Jumat (10/12).
Lanjut, Assraf juga menyampaikan, bahwa gubernur jawa timur Kofifah telah gagal memimpin jawa timur.
“Indikatornya jelas melihat masih banyak kasus-kasus dugaan korupsi yang melibatkan oknum bupati dan beberapa pejabat yang patut diduga terlibat kasus hibah pemprof jatim senilai 2,9 Trilyun yang LPJ nya mendapatkan sorotan dari BPK-RI,” tandas Gubernur LIRA Jatim.
“Gubernur jawa timur harus focus berperan aktif dalam menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan dan dapat dpertanggungjawabkan sebagai janji politiknya saat berkampanye dulu,” tegasnya.
LSM LIRA jawa timur juga pasti akan terus mengawal dengan tindakan keras apabila menemukan bukti dan laporan dugaan tindak pidana korupsi, pungkas Assraf.
Sebelumnya, para aktivis LSM LIRA menyampaikan aspirasinya dengan melakukan orasi dan aksi teatrikal menangkap tikus sebagai symbol perlawanan korupsi.
Pada aksi teatrikal yang diperankan oleh anggota Asosiasi Seniman Lira Indonesia “ASLI” jawa timur dan anggota DPD LSM LIRA kota Surabaya itu, para seniman memakai topeng tikus dan membuat keonaran di DPRD jawa timur, kantor pemprov jawa timur, gedung grahadi, kantor DPRD kota Surabaya dan berakhir di balai kota Surabaya.
Selain memakai topeng tikus, para seniman juga menampilkan aksi jaranan dan menghadirkan sosok warok untuk membuat aksi teatrikal menjadi lebih bermakna dalam balutan seni dan kebudayaan. (dayat)
Leave a Reply