OKP Japas Surabaya Menilai Kebersihan di Era Eri Cahyadi Lebih Kumuh dan Kotor
Jurnal3.net / Surabaya – Organisasi Kepemudaan (OKP) Jaringan Pemuda Surabaya (Japas) menilai di masa kepemimpinan Eri Cahyadi, kota Surabaya terdapat kejanggalan yang menjadi perhatian publik. Yaitu, penampakan jalan-jalan protokol kota Surabaya yang kumuh dan kotor.
Hal itu menunjukkan bahwa, kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya perlu dipertanyakan. Adanya, melihat kejanggalan tersebut, Pemkota Surabaya tutup mata dan tidak ada upaya untuk melakukan evaluasi guna menertibkan sampah liar.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Japas, MH.Sholeh kepada madurapers.com, via WhatsApp (WA). Senin kemarin lalu (20/12).
“Di era kepemimpinan Walikota Surabaya Eri Cahyadi nampak lebih kumuh dan kotor dibandingkan masa kepemimpinan Ibu Risma (mantan Walikota Surabaya-red),”jelas Sholeh, sapaan akrabnya.
Lanjut, Sholeh merasa aneh, melihat wajah Kota Surabaya sekaranh ini dari sudut kebersihan. Ia menyebutkan Pemkota Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) telah menggelontorkan anggaran besar, namun menurutnya asal-asalan dalam bekerja.
“Pengamatan kami, salah satu kawasan yang terlihat kumuh dan kotor adalah kawasan religi Ampel,”tegasnya, dikutip dari terima oleh awak media jurnal3.net. Rabu hari ini (22/12).
Di Kawasan Ampel tersebut, Sholeh menambahkan, masih banyak ditemukan sampah anorganik seperti kantong plastik, kaleng bekas, dan untung rokoh masih berserakan.
Ia menyebut, bila sampah itu berupa dedaunan, tidak ada maslaah karena faktor alam.
“Padahal di kawasan wisata religi Ampel tiap hari sepengetahuan kami selalu rutin dibersihkan oleh Satgas Kebersihan DKRTH Kota Surabaya,”ucap Ketua Umum OKP Japas Surabaya.
Oleh sebab itu, Japas meminta DKRTH Kota Surabaya segera mengevaluasi mengenai kebersihan di Kota Surabaya. Minimal, tambah Sholeh yaitu menjaga performa kota Surabaya sebagai kota Adipura.
“Jangan ada lagi alasan recofusing anggaran karena Pandemi covid-19. Ingat, kebersihan adalah sebagian dari iman,”ucapnya.
Madurapers.com, Selasa (21/12) sekitar jam 09.00 WIB melakukan uji informasi dari Japas yang menyebut kawasan wisata religi Ampel tampak kumuh dan kotor. Pada waktu itu sudah nampak keramaian dari pengunjung wisata religi Ampel dan para pedagang kaki lima (PKL) di Sepanjang jalan Nyampunglan.
Wartawan media ini lantas menyusuri Jalan Nyamplungan dengan berjalan kaki sekitar dua kilometer. Memang masih banyak ditemukan sampah anorganik, di antaranya kantong plastik, botol plastik bekas air mineral, kaleng minuman bekas sampai puntung rokok.
Terdapat satu tumpukan sampah anorganik yang cukup menyita perhatian di depan pintu masuk makam Sunan Ampel di Jalan Nyamplungan. Bau tumpukan sampah tersebut juga cukup menyengat.
Selain itu, sepanjang jalan Nyamplungan yang disusuri madurapers.com tidak ditemukan tempat sampah sama sekali. Beberapa petugas kebersihan berseragam juga tampak sedang menyapu di jalan Nyamplungan.
Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, sampai berita ini diterbitkan, masih belum dapat dikonfirmasi mengenai penilaian Japas soal kebersihan kota Surabaya di era Walikota Eri Cahyadi yang dinilai kumuh dan kotor. Dihubungi melalui sambungan pesan dan suara WA, Selasa (21/12), Febri sapaan akrabnya, masih belum membalas, meski ponselnya aktif. (yud)
Leave a Reply