Sulawesi Selatan dan Pemajuan Indonesia Raya Berideologi Pancasila
Oleh : Firman Jaya Daeli
Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia Firman Jaya Daeli bertemu dan berdiskusi bersama dengan Panglima Kodam (Pangdam) Hasanuddin, Mayjen TNI M. Syafei Kasno, di Markas Kodam, di Makassar, Sulsel.
Kemudian bertemu dan berdiskusi juga bersama dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel Irjen Pol. Nana Sudjana, di kantor Polda, di Makassar, Sulsel. Selanjutnya bertemu dan berdiskusi juga bersama dengan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulsel Febrytriyanto, di kantor Kejati, di Makassar, Sulsel.
Pertemuan persahabatan antara Firman Jaya Daeli dengan ketiga Pejabat Tinggi di Provinsi Sulsel tersebut, dilanjutkan pertemuan Firman Jaya Daeli bersama dengan Walikota Makassar M. Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto). Kemudian Firman Jaya Daeli bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah Akademisi dan Aktifis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin – Makassar, di gedung kampus UIN, di Gowa, Sulsel. Berdiskusi juga bersama dengan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Doktor Firdaus Muahammad.
Ketua Dewan Puspolkam Indonesia Firman Jaya Daeli, juga diundang menjadi Narasumber acara dialog bertemakan : “Sulsel, Perguruan Tinggi, Dan Pemajuan Indonesia yang Berbhinneka Tunggal Ika, Bersatu, dan berideologi Pancasila”. Acara dialog diselenggarakan oleh Laboratorium Komunikasi Politik dan Media dan Laboratorium TV Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin. Acara Dialog diorganisasikan dan dipimpin oleh Ibnu Hadjar (Dosen FDK UIN Alauddin dan mantan aktifis mahasiswa) dan dipandu Host oleh Andi Astrid Fauziah (Dosen Jurnalistik FDK UIN Alauddin). Pertemuan, diskusi, dialog, dan beberapa kegiatan lain tersebut, berlangsung awal Januari 2022.
Wilayah Sulsel sebagai sebuah daerah otonom tingkat provinsi di Indonesia, harus diletakkan dan dikembangkan dari perspektif historis dan sosiologis. Pemikiran dan pemanfaatan akan modal dan potensi dari kesejarahan masyarakat dan daerah Sulses beserta simpul-simpul strategis di dalamnya, pada gilirannya menjadi investasi sosial, budaya, ekonomi, politik yang penting dan menentukan. Konstruksi dan substansi perihal tersebut mengemuka dan mengedepan tatkala Firman Jaya Daeli mengunjungi Universitas Hassanudin di Makassar, Sulsel. Firman Jaya Daeli bertemu dan berdiskusi bersama dengan sejumlah Akademisi (Sejarawan) Unhas yang juga Dosen di Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas. Ada Doktor Ilham Daeng Makkelo (Ketua Departemen Ilmu Sejarah FIB Unhas) dan Doktor Ida Liana Tanjung (Dosen/Akademisi/Sejarawan) FIB Unhas.
Ketika Firman Jaya Daeli bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah elemen organ pergerakan mahasiswa ekstra kampus (“Kelompok Cipayung”), ada diskursus pemikiran yang muncul dan mengalir. Perspektif yang mengemuka dan menumbuh adalah pemikiran akan sejumlah agenda pembaharuan, pengembangan, penguatan, dan penataan organisasi kemahasiswaan serta peningkatan dan perluasan kualitas mahasiswa. Elemen “Kelompok Cipayung” (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Hadir juga dari Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM). “Kelompok Cipayung Plus” memiliki posisi kuat dan peran potensial untuk membangun dan mengembangkan pendidikan, pelatihan, pengkaderan, dan berbagai kegiatan positif dan produktif dalam kerangka kaderisasi dan peningkatan kualitas manusia. Juga amat berperan dan turut bertanggungjawab untuk membangun Sulsel dan memajukan Indonesia Raya dari Sulsel.
Ada sejumlah institusi strategis kenegaraan yang berperan dan bertugas menjadi garda terdepan. Khususnya untuk Membangun Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk Menuju Indonesia Maju dalam kerangka Memaknai Indonesia Raya. Ada institusi dan jajaran TNI, Polri (Kepolisian), Kejaksaan, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, yang menunaikan tugas utama dan tanggungjawab besar untuk bergotongroyong. Kualitas dan integritas penunaian tersebut dibangun dan dan diselenggarakan bersama dengan institusi dan jajaran terkait lainnya. Terutama dalam konteks kekinian, yaitu melakukan percepatan penanganan pandemi Covid-19 dan vaksinasi serta percepatan pemulihan ekonomi nasional dan regional.
Institusi dan jajaran TNI dan Polri, telah menyelenggarakan dan mengorganisasikan berbagai tugas dan tanggungjawab tersebut di atas. Perihal tersebut khususnya dalam konteks wilayah kawasan Provinsi Sulsel. Kapolda Sulsel Irjen Pol. Nana Sudjana beserta jajaran Polda Sulsel telah bekerja dengan cepat, masif, dan serius serta sudah berhasil secara efektif, produktif, dan positif dengan skala tinggi untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19 dan serbuan vaksinasi. Juga untuk mempercepat pemulihan, pergerakan, dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Demikian juga Pangdam Hasanuddin Mayjen TNI M. Syafei Kasno beserta jajaran Kodam Hasanuddin (membawahi wilayah teritorial Provinsi Sulsel, Sultra, dan Sulbar). Telah menunaikan tugas dan tanggungjawab kesehatan dan kemanusiaan tersebut.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol. Nana Sudjana adalah jenderal bintang dua senior yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988 A. Pernah menjadi Wakil Kapolda Jambi, Wakil Kapolda Jabar, Direktur Politik Badan Intelijen dan Keamanan Mabes Polri, Kapolda NTB, Kapolda Metro Jaya, Koordinator Staf Ahli Kapolri, Kapolda Sulut, dan kini Kapolda Sulsel. Pangdam Hasanuddin adalah jenderal bintang dua yang merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1990. Pernah menjadi Kepala Pusdiklat Badan Intelijen Negara (BIN), Kepala BIN Daerah Jatim, Staf Ahli Tingkat III Panglima TNI, dan kini Pangdam Hasanuddin. Kajati Sulsel Febrytriyanto adalah pejabat struktural kejaksaan RI dengan pangkat setara jenderal bintang dua senior. Pernah menjadi Wakil Kajati NTB, Wakil Kajati Jabar, Kajati Sultra, Inspektur Pengawasan di Jaksa Agung Muda Pengawasan Kejaksaan Agung RI, dan kini Kajati Sulsel.
Provinsi Sulsel adalah sebuah daerah otonom yang merupakan dan menjadi salah satu kawasan “pusat” pergerakan dan perkuatan kerakyatan, kemasyarakatan, kewilayahan, dan kebangsaan Indonesia Raya. Juga merupakan dan menjadi simpul penting dan menentukan serta titik geostrategis berbagai bidang kehidupan. Utamanya di wilayah Timur Indonesia. Sulsel juga memiliki posisi dan kedudukan berpengaruh dan berdampak bagi keseluruhan dinamika dan dialektika daerah-daerah dengan segenap sisi geografi, demografi, dan sosiologi.
Anatomi dan atmosfir tersebut membutuhkan kualitas penopangan dan penguatan stabilitas politik dan stabilitas keamanan. Pembangunan, pemeliharaan, penataan, dan penggunaan kedua stabilitas tersebut harus senantiasa mengandung dan memancarkan kesifatan yang dinamis, dialogis, dan humanis. Intinya adalah alternasi tunggal utama dan solusi penting strategis untuk dan dalam rangka penguatan dan pengutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ; penyelenggaraan dan pembumian ideologi dan falsafah Pancasila ; penegakan dan pengukuhan konstitusi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; penyuburan dan penumbuhan Bhinneka Tunggal Ika.
Kebhinnekaan, kepelbagaian, dan kemajukan Indonesia dan juga Sulsel adalah fakta filosofis – antropologis dan kenyataan historis dan sosiologis bersama. Bahkan melambangkan, menggelorakan, dan memastikan spritualitas kebaikan, kebutuhan, kegunaan, kemanfaatan, dan kebajikan dari nilai keagungan aspek kebhinnekan, kepelbagaian, dan kemajemukan. Mesti selalu dirawat dan dijaga dengan pengakuan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat kerakyatan dan kemanusiaan. Harus senantiasa dikonfirmasi dan dimaknai dengan prinsip-prinsip toleransi dan moderasi.
Stabilitas politik dan keamanan serta penyelenggaraan dan pembumian Nilai-Nilai Pancasila, pada dasarnya dan pada gilirannya memengaruhi, memotivasi, dan mewarnai pemulihan, penyehatan, pergerakan, dan pertumbuhan perekonomian rakyat dan daerah. Konteks tersebut tentu memiiki hubungan dan keterkaitan lanjutan berkesinambungan dengan perihal tertentu. Terutama dan khususnya adanya dan terbangunnya kerjasama yang bersifat otentik dan konkrit antar berbagai institusi, komunitas, elemen, dan jajaran terkait langsung maupun tidak langsung. Sebuah dan serangkaian kerjasama struktural, fungsional, strategis, dan teknis antar semua pemangku kepentingan. Demi untuk kebutuhan umum, kepentingan publik, dan kebaikan bersama.
Firman Jaya Daeli, yang merupakan mantan Tim Perumus UU Pertahanan Negara, UU Kepolisian, UU Kejaksaan, UU Pemerintahan Daerah, dan Komisi Politik dan Hukum DPR-RI, yang juga pernah diundang menjadi Penceramah sebagai Dosen Tamu di Sespimmen dan Sespimti Lemdiklat Polri – bertemu, berdiskusi, berdialog, dan bekerjasama dengan sejumlah kepemimpinan dan civitas sejumlah elemen dan komunitas tersebut. Intisarinya adalah dalam kerangka untuk bersama-sama dan bergotongroyong Memajukan Indonesia yang berbasis pada Pembangunan Daerah Provinsi dan Pemakmuran Rakyat (Warga Masyarakat) Sulsel.
Dalam konteks pergumulan, permasalahan, peluang, dan tantangan kini dan ke depan, maka masyarakat dan bangsa Indonesia tentu terpanggil dan tergerak untuk mendukung sepenuhnya agenda, kebijakan, program, kegiatan jajaran Kenegaraan Pemerintahan Nasional di bawah kepemimpinan Presiden RI Jokowi. Dan tentu juga mendukung tugas, tanggungjawab, dan kegiatan dan kinerja institusi dan jajaran TNI, Polri, dan Kejaksaan beserta segenap institusi lainnya. Indonesia Tumbuh dan Indonesia Tangguh senantiasa dan semakin Menuju dan Membangun Indonesia Maju ketika berbasis dan berorientasi pada akar dan tujuan yang luhur dan mulia kemanusiaan, kerakyatan, dan kebangsaan. Intinya adalah demi untuk dan dalam kerangka NKRI sebagai Negara Pancasila yang Demokratis Konstitusional dengan etos dan semangat Kebhinnekaan yang moderat, toleran, kritis, positif, kreatif, inovatif, produktif, dan efektif yang Bergotongroyong.
“Salam Indonesia Sehat, Aman, Adil, Demokratis, Kuat, Sukses, Maju, Tumbuh, Dan Tangguh Untuk Indonesia Raya”
Sulawesi Selatan – Indonesia, Awal Januari 2022.
*Penulis adalah Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia.
Leave a Reply