ITS Kembangkan Alat Deteksi Dini Covid-19 Melalui Batuk
Surabaya (Jurnal.net) – Melakukan deteksi dini terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19 akan mampu memutus rantai penyebaran virus dengan cepat. Oleh karena itulah, tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan alat diagnosis kesehatan elBicare Cough Analyzer yang dapat melakukan pemetaan penyakit menular Covid-19 melalui batuk berdasarkan suara paru-paru.
Tim yang diketuai oleh Dhany Arifianto ini berhasil merancang alat kesehatan yang mampu mendeteksi penderita Covid-19 tanpa harus melakukan kontak langsung. Menurutnya, elBicare Cough Analyzer yang diimplementasikan di rumah sakit mampu memberikan perlindungan awal bagi tenaga kesehatan yang rentan tertular Covid-19 dari pasien.
“Inovasi ini tak hanya dikembangkan untuk menangani pandemi saat ini, namun juga ditujukan untuk penyakit pernapasan yang menular lainnya,” ujar Dhany.
Dhany berpendapat, elBicare Cough Analyzer dilengkapi dengan mikrofon bersensor tipis dan kecil yang berguna untuk menangkap suara di sekitar alat.
Suara yang masuk selanjutnya akan dianalisis, apakah termasuk suara batuk atau bukan oleh algoritma pada prosesor alat yang telah dirangkai tim peneliti. “Daya jangkau tangkapan suara oleh alat ini mencapai 10 meter,” katanya, dalam keterangan tertulis terima media jurnal3.net. Selasa (18/01).
Dhany menyatakan, suara batuk akan diklasifikasikan lagi ke dalam dua kategori, yaitu batuk yang terindikasi Covid-19 dan non Covid-19. Batuk yang dikategorikan sebagai batuk non Covid-19 pun akan dideteksi lagi penyebabnya, misalnya batuk normal, batuk gejala tuberkulosis (TBC), bronkitis, dan gejala lainnya. “Pengelompokan ini didasarkan pada penyesuaian frekuensi, amplitudo, dan komponen harmonik suara paru-paru,” jelasnya.
Dhany berharap, adanya hadirnya elBicare Cough Analyzer ini mampu membawa kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia, serta dapat memberikan fasilitas kesehatan yang layak dan akurat dengan harga yang lebih ekonomis. “Kami juga berharap bahwa ke depannya mahasiswa dapat lebih terlibat aktif dalam penelitian yang kolaboratif seperti ini,” pungkasnya. (dayat)
Leave a Reply