JURNAL3.NET / SURABAYA – Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menghadiri penutupan serta penyerahan hadiah pemenang lomba kompetisi East Java Data Hackathon 2022 yang berlangsung di Alim Husin Hall, Singapore National Academy (SNA), Pepelegi, Kacamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, pada Minggu (20/11/2022) malam.
Kompetisi hackathon merupakan kegiatan kompetisi pemrograman yang berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.
Kompetisi ini diinisiasi oleh Junior Chamber International (JCI) Chapter East Java berkolaborasi dengan Diskominfo Jatim dan diikuti oleh mahasiswa maupun mahasiswi aktif S1 dari berbagai universitas di Jawa Timur, dengan jumlah total peserta 110 orang yang dibagi per timnya 5 orang sehingga berjumlah 22 tim.
Kompetisi ini diselenggarakan selama tiga hari dua malam, dimulai pada Jumat (18/11/2022) sampai Minggu, (20/11/2022).
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme para generasi muda dalam kompetisi ini.
“Saya senang sekali melihat antusiasme dari the young generation di Jawa Timur. Jawa Timur ini punya jumlah 40 juta penduduk dan menjadi kontributor atau penyumbang seper enam dari perekonomian di seluruh Indonesia,” tutur Emil.
Lebih lanjut dikatakan Emil, seperti yang diketahui Indonesia baru saja menjadi tuan rumah presidensi G20, dan Jawa Timur adalah penyumbang indeks perekonomian terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta.
“Artinya kita harus menjadi lokomotif dari Indonesia, dan untuk menjadi lokomotif kita harus benar – benar menjadi engine dalam kemajuan teknologi. Maka terlapas dari yang mendapat trophy atau semuanya yang ikut dalam kompetisi ini merupakan future leaders of East Java,”ujarnya.
Menurut Emil, Data is the new gold. atau yang berarti data adalah emas baru yang berharga di era ini.
Data di tangan orang yang tepat akan menjadi emas, yang cara mengembangkannya bukan hanya dengan kemampuan programming tetapi analitikus thinking.
“Saat ini kita tahu bahwa data menjadi sangat – sangat mudah diperoleh dibanding zaman dulu. Contohnya dulu kita menghitung data kendaraan yang lewat di jalan dengan cara manual jadi kesulitan mencari data variabel khusus yang diminta. Tapi sekarang bisa pakai teknologi yang disebut sebagai vision artificial intelligence, tinggal pasang CCTV sudah bisa memproses berapa kenadaraan yang plat kuning atau variabel data lain yang diminta,”jelasnya.
Emil juga menjelaskan, mereka yang bisa membuka kunci dari era Big Data ini adalah mereka yang memiliki data yang bernilai dan selaras.
Data itu akan sangat besar volumenya sangat cepat dan data itu ter-connect masuk dengan berbagai variabel. Big Data itu bisa digunakan untuk mengatasi masalah baru yang trend di masyarakat./*Red