Wow! Ada 23.499 ton cumi-cumi per tahun di Natuna

JURNAL3 / JAKARTA – Ternyata tak hanya kapal China yang sering berada di perairan Natuna. Kapal berbendera Vietnam juga sering terlihat beraktivitas di sana.

Mengapa Natuna menjadi favorit kapal asing, bahkan sampai-sampai pemerintah China mengklaim perairan Natuna adalah bagian dari wilayah yang dimilikinya?

Plt. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan Aryo Hanggono, mengatakan perairan Natuna menyimpan beragam potensi hasil laut, mulau dari cumi-cumi, lobster, kepiting, hingga rajungan.

Kekayaan alam itulah yang membuat banyak kapal asing ilegal mengintai Natuna.

Menurut Aryo, Natuna sering dimasuki kapal nelayan asing karena masih jarang nelayan lokal yang melaut di Natuna. Kalaupun ada, kemungkinan hanya ada kapal yang kecil.

“Memang ada penjagaan, cuma ya kan nggak setiap hari, mahal BBM-nya kalau setiap hari. Pada saat kosong, mereka masuk tuh pinter mereka masuk. Selain itu, kapal ikan kita di sana nggak banyak, yang ada juga kecil-kecil,” kata Aryo.

Di perairan Natuna, Aryo mengungkapkan bahwa cumi-cumi menjadi komoditas laut dengan potensi hasil paling banyak. Setidaknya ada 23.499 ton potensi cumi-cumi per tahun di Natuna

“Natuna ya, di sana ada cumi-cumi, lobster, kepiting, hingga rajungan. Di datanya itu, potensi per tahunnya lobster ada 1.421 ton, kepiting, 2.318 ton, rajungan 9.711 ton,” jelas Aryo.

Sedangkan untuk komoditas perikanan tangkap potensial Kabupaten Natuna terbagi dalam dua kategori, yaitu ikan pelagis dan ikan demersal. Potensi ikan pelagis Kabupaten Natuna mencapai 327.976 ton/tahun, dengan jumlah tangkapan yang dibolehkan sebesar 262.380,8 ton/tahun (80% dari potensi lestari).

Pada tahun 2014, tingkat pemanfaatan ikan pelagis hanya mencapai 99.037 atau 37.8% dari total jumlah tangkapan yang dibolehkan. Selebihnya yaitu sebesar 163.343,8 ton/tahun (62.25%) belum dimanfaatkan.

Aryo menyebutkan nelayan lokal kebanyakan melaut di daerah Dobo dan Arafura. Pasalnya, jenis ikan pelagis yang mudah ditangkap dan dijual ada di sana.

“Jadi kebanyakan golden fishing ground-nya tuh ke Arafura, Dobo. Kalau nelayan Jawa begitu. Di sana lebih banyak ikannya, ikan pelagisnya lebih banyak 2 setengah kali di sana,” jelas Aryo.@sal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds