JURNAL3 | JAKARTA – Memasuki putaran kedua Pilgub DKI 2017, konstelasi politik di Ibu Kota kian memanas. Lolosnya Paslon jagoan yang diusung partai penguasa PDIP, Ahok-Djarot menambah panas tensi politik.
Koordinator Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) Tom Pasaribu menilai, pada putaran kedua ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang merupakan kader PDIP tidak akan tinggal diam.
Menurutnya, sebagai ‘petugas partai’, Jokowi akan memainkan skenario menekan partai-partai yang mendapat jatah kursi di pemerintahannya.
“Baik itu dengan tersurat maupun tersirat, Jokowi akan ‘mengarahkan’ parta-partai koalisinya untuk mendukung Ahok atau bergabung dengan Partai pendukung Ahok, hal ini terlihat dari ambisi Jokowi untuk memenangkan Ahok,” kata Tom, Senin (20/02/2017).
Apalagi, kata Tom, jika melihat ambisi Ahok yang sangat ngotot ingin kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta pada periode 2017-2022, demi kepentingan kelompoknya.
Meski begitu, Tom mengingatkan, sebagai Presiden, Jokowi sebaiknya hati-hati dan tidak memaksakan kehendak demi kepentingan politik praktis.
Pasalnya, lanjut dia, resikonya sangat buruk terhadap jabatan Jokowi selaku Presiden.
“Lihat saja PDIP yang memaksakan kehendak demi kepentingan sekelompok orang yang ada di PDIP, di beberapa propinsi dan kabupaten/kota suara (paslon) PDIP rontok dan KO,” tegas Tom.
“Hentikanlah memaksa kehendak demi kepentingan sesaat. Meskipun, sampai hari ini saya yakin Partai Demokrat dan PKB akan lebih memilih bergabung mendukung Anis-Sandi di putaran kedua,” kata Tom menambahkan.
Untuk diketahui, beberapa partai yang tergabung dalam pemerintahan yang sebelumnya mendukung paslon nomor 1, Agus-Syilvi antara lain, PKB, PAN dan PPP.@andiherman