JURNAL3 | SURABAYA – Keberhasilan duet maut Gerindra-PKS dalam Pilkada DKI yang akan diulang dalam kontestasi Pilgub Jatim 2018, coba di-intersep pihak tertentu guna memperoleh opini negatif di publik pasca aksi OTT KPK kepada kader Gerindra, Ketua Komisi B DPRD Jatim, M Basuki.
Aksi Gerindra Jatim disusupi spanduk-spanduk bernada provokatif, diduga untuk melemahkan internal Gerindra menjelang pelaksanaan Pilgub Jatim.
Karena, selain pemasangan spanduk-spanduk bernada provokatif, juga tersiar kabar jika aksi M Basuki menerima suap dari dinas-dinas di Pemprov Jatim itu juga mengalir ke internal Partai Gerindra.
Anwar Sadad, Sekretaris DPD Gerindra Jatim, Jumat (09/06/2017) menolak kalau aksi spanduk bernada provokatif itu berasal dari internal yang kurang puas pasca penahanan M Basuki oleh KPK di Jakarta.
Anwar dengan lugas menuding kalau aksi ini didalangi eksternal yang ingin merusak soliditas Gerindra Jatim yang tengah berkonsolidasi menjelang Pilgub Jatim 2018 mendatang.
“Ini sudah politis sekali. Kita Gerindra Jatim coba dikoyak soliditas kita, supaya di internal kita bertengkar dan gaduh. Di internal nggak ada yang gaduh, semua patuh dan menyerahkan kasus Pak Basuki sesuai mekanisme hukum,” tegas Anwar Sadad,
Untuk diketahui, pasca penahanan Ketua Komisi B DPRD Jatim M Basuki yang diduga menerima suap, mendadak bermunculan spanduk-spanduk bernada provokatif yang menyudutkan DPD Partai Gerindra Jatim, yang tersevar di beberapa penjuru kota Surabaya.
Bahkan, Ketua DPD Gerindra Jatim Supriyatno, juga tak luput dari sasaran provokasi, dimana spanduk itu berbunyi “Basuki Ditangkap KPK, Supriyatno Harus Tanggung Jawab”.@bayu