JURNAL3 | SURABAYA – Drama politik sedang dimainkan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dengan bergerilya mencari dukungan politik ke sejumlah parpol. Namun, informasi terbaru yang diperoleh Jurnal3 menyebut, elite di DPP PDIP, termasuk Megawati sudah hampir bersepakat untuk mengusung Wagub Jatim itu di kontestasi Pilgub Jatim 2018 mendatang.
Mengapa PDIP hampir pasti mengusung Gus Ipul? Karena target politik PDIP kali ini adalah harus menang dan menguasai Jawa Timur untuk pertama kalinya, sekaligus pembuktian PDIP pasca kekalahan strategisnya di Pilkada DKI dan Banten.
Sosok Gus Ipul yang dikenal dekat dengan kalangan warga Nahdliyin adalah modal kuat mantan Ketum GP Ansor itu untuk meraih kursi Gubernur Jatim. Dalam beberapa kesempatan, kemesraan Megawati kepada Gus Ipul, adalah sinyal jika Megawati cukup firm untuk mengusung Gus Ipul.
PDIP hingga kini masih menahan diri untuk tidak bersuara lantang menyuarakan dukungan ke Gus Ipul karena memberi kesempatan bagi Gus Ipul untuk mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya dari parpol-parpol lain. Karena untuk saat ini baru Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang terang-terangan mendukung Gus Ipul.
Seorang petinggi DPP PDIP mengatakan, resistensi PDIP pasca kekalahan di Pilkada DKI dan Banten, cukup tinggi. Dengan memilih dan mengusung Gus Ipul, diharapkan resistensi PDIP yang dalam Pilkada DKI dikenal sebagai parpol pendukung Ahok (terpidana penista agama Islam), akan terkikis.
Sementara Walikota Surabaya, Tri Rismaharini sendiri dinilai sebagai sosok yang kurang cukup kuat untuk membawa misi PDIP menguasai Jawa Timur pasca ditinggalkan oleh Soekarwo.
Hitung-hitungan politik, mencalonkan Risma dalam kontestasi Pilgub Jatim 2018 cukup riskan karena PDIP akan kehilangan kader terbaiknya di Kota Surabaya, jika Risma kalah oleh cagub lain.
Belum lagi, sosok Khofifah Indar Parawansa hampir dipastikan maju kembali di Pilgub Jatim menebus dua kekalahan sebelumnya. Ini dibuktikan dengan hampir setiap minggu, Menteri Sosial itu bertandang ke Jawa Timur untuk menggalang dukungan politik menggunakan jurus sunyi.
Menyadari potensi kerawanan itu, maka muncul drama baru seolah-olah Tri Rismaharini melapor ke Ketua Umum PDIP dan menyatakan dirinya menyampaikan ketidaksediaannya dicalonkan sebagai bakal Calon Gubernur Jatim.
Padahal, kalangan di lingkaran dekat Tri Risma menyebut, walikota Surabaya itu cukup berhasrat untuk bisa maju di Pilgub Jatim.
“Bu Mega sudah setuju bukan saya yang maju,” katanya dalam jumpa pers di ruang kerjanya, Kamis (08/06/2017), kemarin.
Risma mengklaim, amanah yang diberikan warga Surabaya akan dijalankan dengan segala kemampuannya, meski dalam perjalanannya banyak hambatan dan tantangan.
“Ingat tidak, besok dikasih rekomendasi saya tidak mau. Ditawari jadi menteri, Gubernur DKI dari awal saya sampaikan saya tidak mau. Boleh itu dicek ke Bu Mega kata-kata saya ini,” kata Risma.@kurniawan/andiherman