JURNAL3 | SURABAYA – Nama Khofifah Indar Parawansa adalah sosok potensial untuk memenangi Pilgub Jatim 2018. Namun, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berafiliasi kuat dengan NU sudah menjagokan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai cagub. Kabarnya, sebuah operasi politik untuk menjegal Khofifah tak maju mulai dijalankan.
Untuk diketahui, elektabilitas dan popularitas Wagub Jatim ini paling moncer dan merupakan sosok yang berpotensi memenangi kontestasi Pilgub Jatim 2018. Hanya satu nama yang mampu menghadang kepopuleran Gus Ipul, yakni Khofifah.
Dugaan adanya operasi politik dari PKB itu terlihat dari upaya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, yang meminta kepada Presiden Joko Widodo agar tidak mengizinkan Khofifah mundur dengan alasan mengikuti kontestasi Pilgub Jatim.
Alasan Cak Imin kepada Jokowi, sang ketua umum PP Muslimat NU itu sudah dua kali kalah dalam kontestasi Pilgub Jatim.
Cak Imin mengklaim, Presiden Jokowi setuju jika Khofifah lebih konsentrasi pada pekerjaannya sebagai menteri.
Manuver poltik Cak Imin itu langsung dikritik keras oleh jajaran Partai Gerindra Jawa Timur.
Anwar Sadat, Sekretaris DPD Gerindra Jatim, Kamis (28/09/2017) menyebut, dirinya meragukan ke-NU-an seorang Muhaimin Iskandar jika menafikan Khofifah sebagai salah satu sosok calon gubernur yang merepresentasikan NU selain Gus Ipul.
“Apa dia pikir cuma Gus Ipul saja yang pantas disebut representasi NU. Kalau iya, ke-NU-an beliau kita ragukan,” ujarnya.
Manuver Cak Imim ke Jokowi, menurut Anwar dinilai bukan untuk kepentingan NU,melainkan untuk kepentingan PKB yang dipimpinnya.
“Kalau bicara NU, maka sosok Khofifah tak bisa dikesampingkan begitu saja. Kalau mewakili PKB, masuk akal,” tandasnya.
Khofifah, memurut Anwar, diakui atau tidak, akan jadi kompetitor paling menakutkan bagi Gus Ipul untuk merebut posisi Gubernur Jatim yang akan ditinggalkan oleh Soekarwo.
“Bu Khofifah menguasai suara Muslimat NU, wanita NU di Jawa Timur. Ini faktanya,” pungkas Anwar.@kurniawan