JURNAL3 | JAKARTA – Majunya Khofifah Indar Parawansa di kontestasi Pilgub Jatim 2018 sepertinya jadi “mimpi buruk” bagi PKB dan calon gubernurnya Saifullah Yusuf.
PDIP yang sebelumnya gembar-gembor mendukung, mendadak menoleh ke kadernya sendiri, Tri Rismaharini.
Memang belum ada kepastian, apakah pertemuan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Risma pada Senin (09/10/2017) adalah membicarakan soal penunjukkan Risma sebagai cagub atau sebagai cawagub mendampingi Gus Ipul.
PDIP sendiri akan mengumumkan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim pada 15 Oktober 2017 dalam bentuk satu paket.
Jauh-jauh hari sebelumnya, isu yang berkembang adalah PDIP akan ikut mengusung Gus Ipul yang sudah direkomendasi secara lisan oleh PKB sebagai cagub Jatim. Bahkan, PDIP sudah mendapat peluang besar untuk menunjuk kadernya sebagai sebagai cawagub.
PDIP yang cuma memiliki 19 kursi di DPRD Jatim, wajib menggandeng partai lain. Syarat mengusung calon sendiri minimal memiliki 20 kursi.
Namun skenario PDIP bisa saja berbelok. Keputusan PDIP yang dibawa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menemui Tri Rismaharini di rumah dinas Wali Kota Surabaya, kabarnya dikarenakan Megawati tidak yakin mengusung Gus Ipul pasca Khofifah mendaftarkan diri sebagai calon gubernur.
Ada juga spekulasi PDIP sebenarnya masih ragu mengusung calon selain Gus Ipul karena majunya Khofifah Indar Parawansa, yang diidentikkan dengan orang kepercayaan Presiden Jokowi.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi PDIP sudah mendukung Risma. Hasto hanya mengaku diutus untuk menyampaikan pesan khusus oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Risma. Namun, apa pesan khusus itu, hingga kini masih tidak terungkap.
PDIP akan mengumumkan cagub dan cawagub Jatim serta partai koalisinya pada 15 Oktober 2017.
“Yang diundang terutama struktur partai, pada Sabtu malam tanggal 14 akan diberikan penjelasan dan pengumuman langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri pada 15 Oktober. Para calon di semua Pilkada Jatim akan kita tampilkan semua,” pungkas Hasto.@andiherman