Walikota Tri Risma dituduh kuras APBD Surabaya

Walikota Surabaya Tri Rismaharini./*ist

JURNAL3 / SURABAYA – Walikota Surabaya TriRismaharini dituding ugal-ugalan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk bepergian ke luar negeri. Tak pelak tuduhan itu dibantah oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menjelaskan, agenda kerja Walikota ke luar negeri dipastikan tak menguras APBD.

Menurutnya, mayoritas pembiayaan atau akomodasinya selama perjalanan ke luar negeri itu ditanggung oleh pengundang. Tak jarang pula akomodasi itu ditanggung oleh The United Cities and Local Governments Asia Pacific(UCLG Aspac), karena Risma juga menjabat Presiden UCLG Aspac.

“Ada pemberitaan yang kurang tepat yang harus Pemkot luruskan. Di antaranya, Bu Walikota tidak sampai 14 kali ke luar negeri. Selama 2019 hanya ke luar negeri sebanyak sembilan kali. Ada beberapa agenda ke luar negeri yang batal dihadiri Bu Walikota,” kata Febriadhitya.

Sembilan agenda tersebut merupakan undangan, bukan kunjungan kerja inisiatif Pemkot Surabaya. Begitu pula dengan biayanya, mayoritas dibiayai pengundang dan tak memberatkan APBD Kota Surabaya.

Seperti halnya agenda (19/2) di New York, Amerika Serikat, Risma diundang Presiden Majelis Umum PBB dan Direktur FAO. Biaya agenda tersebut sepenuhnya ditanggung panitia. Saat itu, Risma menjadi pembicara terkait ketahanan pangan dan program urban farming di Surabaya.

Ia menegaskan, kegiatan Risma ke luar negeri juga mayoritas posisinya sebagai Presiden UCLG Aspac. Seperti agenda di Yi Wu Tiongkok 21-24 Mei, Makati Filipina 4-7 September, New York pada 24-25 September, dan di Cologne, Jerman pada 15-18 Oktober.

“Kunjungan-kunjungan itu tidak menggunakan APBD Kota Surabaya sama sekali. Semua biaya ditanggung pengundang,” jelasnya.

Dalam lawatannya ke luar negeri, Febri memastikan bahwa Risma juga mengedepankan efisiensi waktu dan biaya. Contohnya kunjungan ke Austria dan Filipina pada 1-4 September dan 5-7 September yang memilih penerbangan langsung tanpa harus transit ke Indonesia.

Di sisi lain, selama Risma melakukan lawatan ke luar negeri, manfaatnya bisa dirasakan bagi Kota Surabaya. Walikota wanita pertama ini selalu mempromosikan Kota Pahlawan. Sehingga, selama hampir 10 tahun sudah tak terhitung beberapa kali forum internasional digelar di Surabaya.

“Yang paling besar adalah acara UN Habitat yang pesertanya mencapai 4 ribu orang lebih. Banyaknya orang dari luar negeri yang datang ke Surabaya ini tentu sangat bermanfaat untuk Surabaya. Hotel jadi ramai, restoran ramai, oleh-oleh juga ramai dan berdampak pada PAD (Pendapatan Asli Daerah),” pungkasnya.@wan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds