Mahathir janji serahkan kekuasaan ke Anwar Ibrahim

MahathirMohamad dan Anwar Ibrahim./*ist

JURNAL3 / KUALALUMPUR – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada penerusnya, Anwar Ibrahim, meskipun Anwar baru saja mendapat tuduhan baru kasus pelecehan seksual.

Akan tetapi, menurut Mahathir kepada kantor berita Reuters dalam wawancara khusus, kekuasaan tidak diserahkan sebelum pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di mana Malaysia menjadi tuan rumahnya.

“Saya telah berjanji untuk menyerahkan (kepemimpinan) dan itu akan saya lakukan. Saya berpikir, kalau saya serahkan sebelum pertemuan puncak APEC, itu akan jadi gangguan,” ungkap pria berusia 94 tahun itu.

“Sejauh yang saya ketahui, saya mundur dan saya menyerahkan tongkat kepemimpinan kepadanya. Jika rakyat tidak menginginkannya, itu persoalan mereka, tetapi saya akan melakukan apa yang telah saya janjikan… terlepas dari tuduhan apapun yang muncul. Saya telah berjanji, saya akan menepatinya.”

Saat ditanya apakah serah terima jabatan itu akan dilangsungkan pada Desember 2020, Mahathir menjawab: “Kita akan lihat ketika saatnya tiba.”

Hubungan yang bergolak antara kedua pria tersebut – sekutu yang berubah menjadi saingan sengit yang kemudian kembali bersatu untuk merebut tampuk kekuasaan – telah membentuk situasi politik di negeri jiran selama puluhan tahun.

Secara tak terduga, pada 2018, Mahathir terpilih sebagai kepala pemerintahan koalisi, di mana partai pengusung terbesarnya dipimpin oleh Anwar Ibrahim, 72 tahun. Anwar sendiri telah dipenjara sebanyak dua kali untuk kasus terpisah, yaitu sodomi dan korupsi – dakwaan yang ia sebut bermotif politik.

Pekan lalu, Anwar menyangkal tuduhan baru yang dilayangkan mantan ajudannya yang mengatakan bahwa dirinya telah mencoba memaksa ajudan laki-lakinya itu untuk berhubungan seks tuduhan yang ia gambarkan sebagai “motif politik yang paling buruk”.

Ini adalah kali kedua Mahathir menjabat sebagai perdana menteri Malaysia. Sebelumnya, ia menduduki jabatan tersebut selama 22 tahun dari 1981 hingga 2003.

Anwar sendiri merupakan wakil Mahathir pada periode 1993-1998, hingga akhirnya keduanya pecah kongsi. Anwar kemudian dipenjara setahun setelahnya.

Meskipun Mahathir menjanjikan penyerahan kekuasaan kepada Anwar saat berkampanye untuk pemilu tahun lalu, keraguan muncul terkait niatannya ketika kemudian ia mengatakan dirinya perlu lebih banyak waktu untuk menahkodai negara yang dibebani utang itu untuk keluar dari masalah yang dihadapi.

Mahathir berkata ia mengharapkan penyelesaian di luar pengadilan dengan pihak Goldman Sachs segera terkait skandal 1MDB yang membuat utang Malaysia melonjak.

Ia juga mengangkat kemungkinan menjual saham di perusahaan energi milik negara, Petronas, ke provinsi-provinsi yang kaya minyak dan gas.@bbc

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds