Jurnal3.net / Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut apreasiasi dan memuji kinerja relawan yang sedang membantu proses pencarian dan penyelamatan korban Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru.
Tidak hanya itu, juga membantu warga terdampak di lokasi bencana APG Gunung Semeru. Namun, juga ikut menyelamatkan hewan ternak warga yang terjebak di lokasi awan panas guguran.
“Terima kasih sebesar-besarnya dan apreasiasi setinggi-tingginya kepada seluruh relawan dari berbagai unsur masyarakat yang ikut terlibat dalam operasi semeru. Saya paham betul, medan yang harus dihadapi sangat menantang, belum lagi status Semeru yang sewaktu-waktu masih bisa mengeluarkan APG kembali,” ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Jumat (10/12) kemarin.
Mantan Mensos RI menyebutkan, Kesigapan dan respon cepat relawan dari berbagai organisasi masyarakat tersebut sangat membantu kerja pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana. Terutama, membantu para korban yang begitu sangat membutuhkan pertolongan.
“Jujur saya akui kehadiran berbagai relawan ini membuat kerja pemerintah semakin ringan. Kepedulian mereka sangat luar biasa, apalagi relawan-relawan ini tidak dibayar. Saya menyebut para relawan ini sebagai pahlawan tanpa tepuk tangan,” imbuhnya, dalam keterangan tertulis terima awak media jurnal3.net. Sabtu (11/12).
“Saya rasa tanpa memiliki semangat kemanusiaan dan kepedulian yang tinggi, mereka tidak akan sampai ke Lumajang. Apalagi, akses menuju Lumajang tidak mudah untuk ditembus,” tambah dia.
Relawan sebagai salah satu unsur pentahelix, lanjut Khofifah, diharapkan dapat terus menjadi mitra dalam hal membantu percepatan penanggulangan bencana.
Khofifah pun yakin kehadiran para relawan dalam misi kemanusiaan di kawasan Gunung Semeru akan turut mendongkrak semangat para korban bencana untuk segera bangkit dari keterpurukan.
Sebagaimana diketahui , Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB dengan mengeluarkan awan panas di wilayah Lumajang dan sekitarnya. Hujan deras pada hari itu juga menyebabkan lahar dingin dari kawah gunung tertinggi di Pulau Jawa itu meluncur deras menerjang desa di bawahnya.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (10 /12), pukul 12.00 WIB, jumlah warga meninggal dunia sebanyak 45 jiwa, luka berat 32 , luka ringan 82, hilang 12 dan mereka yang mengungsi 6.573 . Warga yang mengungsi tersebar di 126 titik.
Sementara terus dilakukan pendataan, tercatat kerugian dari hewan ternak sapi 764 ekor, kambing atau domba 648 ekor dan unggas 1.578 ekor. Sementara fasum dan fasos yang terdampak tercatat 31 unit terdiri atas 24 lembaga pendidikan, satu unit polindes, 5 tempat ibadah serta satu infrastruktur jembatan.
Kembali Gubernur Khofifah mengajak masyarakat agar tenang dan sabar karena pemerintah saat ini sedang membahahas opsi untuk relokasi ke tempat yang aman bagi warga agar tidak di area rawan bencana. (dayat).