SKPD itu Istimewa, Ini Kata Dirjen Zudan
Jurnal3.net/Waibakul – Dirjen Zudan Arif Fakrulloh mengatakan Dinas Dukcapil merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang istimewa.
Hal tersebut, Dirjen melakukan kunjungan kerja ke Pulau Sumba, antara lain ke Dinas Dukcapil Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah, Sumba Barat Daya di Nusa Tenggara Timur. Selasa – Rabu (28-29/12/2021).
“Dukcapil istimewa bukan karena memberikan pelayanan dasar, tetapi merupakan dasar dari seluruh pelayanan,” katanya.
Dirjen sembari membandingkan dengan pelayanan dasar di bidang kesehatan, pendidikan, atau perumahan. “Kalau layanan kesehatan dari RSUD tidak bagus, masyarakat bisa cari ganti ke RS Swasta. Bila, layanan pendidikan dari Sekolah Negeri tidak bagus, masyarakat bisa Sekolah di Swasta. Bila rumah di Perumnas tidak bagus juga, masyarakat bisa buat rumah sendri. Artinya layanan tersebut bisa digantikan oleh pihak lain,” jelasnya.
“Kalo layanan di Dukcapil nggak bagus, masyarakat boleh bikin akta sendiri nggak, boleh dilayani swasta tidak? Pasti tidak. Sejelek apapun layanan Dukcapil masyarakat tetap datang,” terang Zudan, dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/1/2022).
“Artinya pelayanan Dukcapil tak bisa tergantikan oleh instansi lain. Untuk itu saya minta rekan rekan dukcapil harus memberikan pelayanan terbaik dan paripurna. Ini juga menjadi harapan dan perhatian Mendagri Prof Tito Karnavian yang selalu menekankan kepada jajaran Dukcapil untuk memberikan pelayanan yang mudah, cepat dan akurat,” terangnya.
Lanjut, Dirjen Zudan menjelaskan bahwa masyarakat dilayani oleh pejabat yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri.
“Di Dukcapil itu harus menjaga sistem. Tidak boleh sembarang ganti pejabat. Nama nomenklaturnya pun harus dibuat baku dan standar di seluruh Indonesia, yakni Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,” tukasnya.
Zudan menerangkan bahwa UU Adminduk No. 24 Tahun 2013
mengamanatkan pelayanan Adminduk dengan stelsel aktif.
Sekadar perbandingan dengan Dinas Kesehatan, Zudan mengatakan mana ada dokter yang memberikan layanan jemput bola datang ke rumah penduduk yang sakit dan memberikan pelayanan pengobatan secara gratis.
“Belum ada juga guru-guru jemput bola mengajari anak anak sekolah kerumah rumah dengan gratis sebagaimana Dukcapil melakukan jemput bola. Maka dengan begitu, Dukcapil menginspirasi intansi lain agar bergerak pro aktif. Jangan biarkan Pak Bupati bekerja sendiri atau bergerak sendiri,” pungkas Zudan. (dayat)
Leave a Reply