Jurnal3.net/Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah melakukan berbagai terobosan dan inovasi kreatif untuk mempercepat vaksinasi covid-19 kepada masyarakat.
Tito mengingatkan, saat ini Indonesia tengah dihadapan varian Omicron, sehingga tidak boleh lengah.
“Perlu ada terobosan-terobosan kreatif dalam rangka mempercepat vaksinasi. Belajar dari pengalaman daerah-daerah lain yang sudah sukses,” kata Tito dalam keterangan tertulis jurnal3.net. Kamis (3/2/2022).
Tito mengungkapkan, beberapa terobosan yang bisa dilakukan oleh pemda, antara lain, memberikan vaksinasi berbagai administrasi pemerintahan, seperti yang dilakukan pemerintah Bali melalui kampung dan DKI Jakarta melalui Rukun Warga (RW).
Selain itu, pemda bisa membangun pusat Vaksinasi seperti di lapangan, mal, komunitas, dan sebagainya yang mudah diakses oleh masyarakat. Kemudian, memberikan vaksinasi secara mobile, yaitu aktif mendatangi masyarakat.
“Cara ini biasanya diterapkan bagi daerah-daerah yang sukar dijangkau, atau masyarakatnya enggan ke tempat pusat Vaksinasi,” ujar Tito.
Pemda juga memberikan vaksinasi dilakukan dari rumah ke rumah dengan menargetkan masyarakat lanjut usia (lansia). Menurut Tito, upaya proaktif ini penting karena mereka termasuk kelompok rentan terhadap ancaman covid-19.
“Ada pula pemerintah daerah yang melakukan berbagai terobosan kreatif lainnya. Misalnya, dengan memberikan sembako, bantuan sosial, hingga menyediakan doorprize bagi masyarakat yang bersedia mengikuti vaksinasi,” tukas Tito.
Tito bersyukur, meski bukan negara produsen vaksin, tetapi kebutuhan vaksinasi di Indonesia relatif terpenuhi. Ia pun mengapresiasi berbagai pihak yang terlibat dalam pengadaan vaksinasi tersebut.
Karena itu, pemerintah daerah perlu mendukung dengan mempercepat penyuntikan vaksin kepada masyarakat agar ketersediaan vaksin dapat dimanfaatkan.
Bertalian dengan itu, Tito berharap para kepala daerah tetap mengampanyekan pentingnya penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat.
Tito juga meminta pemda menyiapkan skenario terburuk jika terjadi lonjakan kasus Pandemi.
“Misalnya, dengan mempersiapkan fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, termasuk ketersediaan obat-obatan maupun tenaga kesehatan. Dengan begitu, penanganan terhadap lonjakan kasus tersebut dapat dipersiapkan dengan lebih baik,” tukas dia. (dayat)