Jurnal3.net/Surabaya – Merespon peristiwa di Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur mendesak agar Polri meminta maaf dan Jokowi mengevaluasi kinerja Polri.
Selain itu juga, ada kekhawatiran akan terjadi tindak perampasan, intimidasi, teror dan berujung kekerasan serupa di Jawa Timur.
“Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat setidaknya terdapat 30 kejadian konflik agraria di Jawa Timur. Jumlah tersebut tercatat paling paling banyak se-Indonesia kurun waktu 2021. Jika polisi cara pandangnya tidak berubah dan tidak mengutamakan pendekatan yang humanis. Maka ke depan kita akan menghadapi tragedi-tragedi serupa Wadas di Jatim,” Kata Ketua Umum DPD IMM Jatim, Firdaus Suudi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, (12/2/2022).
Firdaus menegaskan, bahwa kita sedang memasuki rezim orde baru dengan wajah lain. Kata humanis, demokratis, bersahabat dan jargon mulia lainnya cuma menjadi lisptik para elit dan aparat. Dalam prakteknya perampasan tanah, tindak kekerasan, teror dan intimidasi terjadi dimana-mana. Maka IMM menuntut agar Polri meminta maaf kepada masyarakat Wadas dan presiden mengevaluasi kinerja Polri.
“Permohonan maaf itu mutlak dan presiden wajib mengevaluasi kinerja Polri. IMM juga mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersiap dan bersolidaritas atas kondisi tersebut. Tidak menutup kemungkinan kejadian-kejadian tersebut akan terjadi di Jatim. Beberapa kejadian seperti di Banyuwangi bisa jadi contoh dan kita semua harus waspada,” ujar Firdaus.
Firdaus menambahkan, IMM sedang berkordinasi dengan semua lapisan baik di daerah ataupun di provinsi untuk bersiap dan menggalang kekuatan. Masalah Wadas adalah masalah Indonesia.
“Jadi sudah sewajarnya semua organisasi mahasiswa di semua lapisan mengutuk dan merespon aksi tersebut. Dalam waktu dekat akan ada solidaritas besar merespon hal tersebut,” tukas dia. (Syaiful)