Jurnal3.net/Blitar – Kelangkaan minyak goreng terjadi dimana-dimana dan dirasakan hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Kondisi tersebut membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkeliling ke berbagai daerah melakukan operasi minyak goreng bersama bupati atau walikota sambil memantau langsung stok minyak goreng di pasar tradisional dan modern.
Saat berada di Kota Blitar dan Kediri, dirinya sempat menyentil para produsen dan distributor minyak goreng agar tidak menahan pasokan dan segera distribusikan. Apalagi, menurut Khofifah, pada dasarnya stok minyak goreng di Jawa Timur cukup.
Hal ini karena kebutuhan minyak goreng di Jatim per bulannya sebanyak 59 ribu ton. Sementara angka produksi migor khusus untuk pasar Jatim mencapai angka 63 ribu ton. Maka seharusnya masih ada surplus 4 ribu ton per bulan.
Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri untuk mencari solusi efektif atas kelangkaan minyak goreng yang sudah melampaui satu bulan.
“Dari Bumi Bung Karno ini, saya panggil jiwa nasionalisme kepada seluruh pelaku industri minyak goreng. Kalau kita cinta Merah Putih, cinta NKRI, tolong segera distribusikan stok minyak goreng ke masyarakat. Jangan ada yang ditahan pasokannnya,”ajak Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menjelaskan dirinya bersama Forkopimda telah berkeliling ke pabrik produsen minyak goreng. Dari kunjungan tersebut, pihak produsen atau pabrik minyak goremg mengaku produksinya tidak mengalami perubahan. Namun, kelangkaan minyak goreng tetap terjadi di pasar.
“Kalau produksinya tidak berubah, tidak berkurang, kenapa barangnya menjadi langka. Mari kita panggil jiwa nasionalisme dengan membantu masyarakat agar minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) mudah didapat,” katanya.
Menurut Ketua IKA Unair tersebut, saat-saat inilah sebetulnya tarikan nafas nasionalisme dan kecintaan terhadap Indonesia terpanggil, yakni dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
“Mari kita membuka sensitifitas karena banyak pedagang gorengan yang berhenti berjualan karena minyak goreng mahal dan langka, tukasnya.
“Saya mohon kepada pelaku usaha yang terkait rantai pasok minyak goreng agar segera menyalurkan minyak goreng lebih cepat. Jangan ditunda atau malah ditahan. Kasihan masyarakat umum yang betul-betul membutuhkan. Tolong, sekali lagi tunjukkan jiwa nasionalisme,”tukas Khofifah.
Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta Pemkab dan Pemkot terus menggencarkan operasi pasar untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di seluruh Bumi Majapahit.
“Kami harap dengan adanya operasi pasar ini bisa membantu dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng meski berjangka pendek. Kita perlu melakukan lebih sistemik berjangka panjang,” tegas Mantan Mensos RI itu.
Setelah melakukan operasi pasar di Kota Blitar, Gubernur Khofifah meninjau operasi pasar minyak goreng di Halaman Kantor Samsat Pare, Kabupaten Kediri. Dalam operasi minyak goreng yang digelar Pemprov Jawa Timur di Kota Blitar dan Kabupaten Kediri, sebanyak 8.000 liter minyak goreng digelontorkan bagi masyarakat umum di kedua daerah tersebut.
Pembelian dengan menggunakan sistem kupon, dimana masyarakat diwajibkan menunjukan KTP dalam setiap pembelian. Setiap satu orang hanya boleh membawa pulang sebanyak dua liter dengan harga Rp25.000.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur bersama Bupati Bangkalan bertempat di halaman Bapenda Bangkalan pada Senin (28/2). Harapannya sama, masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan minyak gorengnya meski dalam jangka pendek. (syaiful)