Khofifah : Santri Miliki Skill Yang Dibutuhkan Industri Masa Depan


Jurnal3.net/Kediri – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpendapat pendidikan di Pondok Pesantren mengajarkan seluruhnya santri mampu memecahkan permasalahan yang komplek dengan cara-cara kreatif (complex problem solving). Pendekatan yang digunakan, selain pendekatan sains juga pendekatan religiusitas seperti sholat istikharoh.

“Dalam pendekatan industri masa depan, complex problem solving merupakan kebutuhan tertinggi. Mulai dari kompleksitas masalah, ekosistem yang tiba-tiba berubah, kepastian mencari jawaban, banyak sektor terdisrupsi, ternyata semua hal itu solusinya banyak ditemukan di Pesantren,” kata Khofifah di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri, Senin (7/3/2022) kemarin lalu.

Khofifah mengatakan, kemampuan mengatasi masalah yang kompleks didapatkan santri setiap hari melalui berbagai bentuk kajian. Mulai dari kitab kuning, kajian sosial kemasyarakatan serta keagamaan, dan istiqomah ibadah yang dilakukan.

Berbagai kajian tersebut, Lanjut Khofifah, melatih para santri menghadapi masalah dengan tenang, mengidentifikasi solusi dengan detail, dan berpegang teguh pada sisi referensi keagamaan. “Maka kalau diurai betul, mereka bisa memiliki kemampuan skill complex problem solving ini dengan terus mengasahnya tiap hari,”katanya.

Khofifah mengajak para santri untuk mengamalkan apa yang mereka peroleh di pesantren untuk membina dan menjaga masyarakat, menjaga agama, dan menjaga negara. Sebab, kata dia, di tengah krisis pandemi covid-19 dan tantangan ekonomi, skill yang mereka miliki akan sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan kepastian dan ketenangan hidup.

“Memang betul bahwa kita butuh transformasi digital. Tapi bagaimana kita harus menyelaraskan dengan dakwah bil lisan, dakwah bil maal, dakwah bil haal, dan dakwah bil IT. Ini yang kemudian harus kita lakukan berseiring untuk masyarakat, agama, bangsa dan negara,”kata dia dalam keterangan rilis yang terima media Jurnal3, Rabu (9/3/2022) hari ini.

Khofifah berharap, pendekatan complex problem solving di Pondok Pesantren bisa diintegrasikan ke permasalahan hidup masyarakat lainnya. Dimana, orang-orang dapat menyelesaikan masalah dengan metode serupa. Lebih luas lagi dalam mencari solusi berbagai kompleksitas masalah bangsa dan negara.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah KH. Taj Yasin Maimoen, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Bupati Trenggalek Mochamah Nur Arifin, dan Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah KH. Nurul Huda Djazuli. (syaiful)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds