JURNAL3.NET / MOJOKERTO – Pandemi covid-19 yang telah melanda menimbulkan banyak kesulitan di tengah bangsa ini. Termasuk, soal ekonomi yang menukik tajam. Maka untuk menghadapi semua ini diperlukan kebersamaan. Saling peduli antar sesama.
Sebagai wujud kepedulian terhadap sesama masyarakat khususnya kepada mantan Napi Teroris, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Mojokerto, Ayub Wibisono menunjuk Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Mojokerto Najib Alfalaq, untuk memberikan bantuan berupa paket sembako kepada Sutrisno alias Senggir seorang mantan Napi teroris yang sudah ikrar NKRI pada Kamis, (28/4/2022) lalu.
Paket sembako yang diserahkan oleh Najib Alfalah ditujukan untuk masyarakat di wilayah Kecamatan Kemlagi, Kab. Mojokerto dan secara khusus diberikan kepada Sutrisno serta para mantan jamaahnya. Pemberian bantuan dalam rangka menghadapi hari Raya Idhul Fitri ini tentu sangat berarti bagi para penerimanya.
“Bantuan ini sangat berarti buat buat kami. Saat ini situasi ekonomi sangatlah sulit. Dan kami harus berjuang menghadapinya. Jadi bantuan dan dukungan kepada kami berupa apapun itu sangat berharga buat kami,” kata Sutrisno dalam rilis terima media jurnal3.net, Minggu (1/5/2022).
Di tengah masyarakat teroris identik dengan radikalisme. Maka ketika seseorang dicap sebagai teroris maka akan dipandang sebagai seorang yang radikal. Dan cap itu tidak mudah dihilangkan. Biarpun orang tersebut sudah ikrar NKRI.
Saat ini Sutrisno alias Senggir sering menjadi narasumber dalam pertemuan-pertemuan untuk memberikan pencerahan mengenai radikalisasi. Tujuannya agar masyarakat tidak terjerumus masuk dan mengikuti paham radikal tersebut.
Terutama kepada generasi muda yang memang masih pada tahap mencari jati diri. Usia muda sangat rawan dengan masuknya paham-paham melenceng tersebut.
Masuknya paham radikal akan dimulai dengan membangun fanatik terhadap diri sendiri. Tidak mengakui pendapat orang lain. Ketaatan mutlak hanya terhadap pimpinan kelompoknya dalam segala hal. Akibatnya, ia akan menutup diri dari pergaulan dengan masyarakat di luar alirannya.
Karena begitu kuat keyakinannya terhadap program yang akan di jalankan, maka menggunakan segala cara untuk mewujudkan keinginannya akan dianggap sah. Termasuk dengan cara menggunakan kekerasan.
Hal semacam ini harus diantisipasi. Makanya Sutrisno alias Senggir melalui Rumah Moderasi Mojokerto di Dusun Betro Barat RT 004 RW 003 Desa Betro, Kec. Kemlagi, Kab. Mojokerto berjuang keras untuk bisa mengingatkan agar tidak ada lagi yang terjerumus masuk mengikuti paham-paham radikal. *Syaiful Hidayat