Cabut dari Demokrat, Bayu Airlangga Berlabuh ke Partai Golkar

Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Muhammad Sarmuji dan Bayu Airlangga./*ist

JURNAL3.NET / SURABAYA – Cabut dari Partai Demokrat, Bayu Airlangga memilih bergabung ke Partai Golkar. Keputusannya berteduh di Partai Beringin tak lepas dari restu Pakde Karwo, mentor politik sekaligus ayah mertuanya.

“Saya terbiasa dari saya kecil, setiap langkah besar yang akan saya ambil pasti dengan restu dari orang tua, termasuk setelah menikah ya restu dari mertua saya. Harus dengan restu beliau, karena restu orang tua ini ridhonya Allah,” klaim Bayu, Rabu (25/5/2022).

Sebelum bergabung Golkar, Bayu mengaku intens melakukan komunikasi dengan Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Muhammad Sarmuji.

 “Sebetulnya komunikasi saya dengan Pak Sarmuji sudah beberapa kali. Kami bertemu dan saya sebetulnya mengenal beliau cukup lama, ya beliau adalah salah satu mentor saya yang banyak mengajarkan saya tentang politik,” bebernya.

Soal pertimbangan utama memilih Golkar, politikus yang juga anggota DPRD Jatim itu memandang Golkar merupakan partai yang demokratis.

“Pertimbangan saya masuk partai ini yang paling utama adalah sistem demokrasi yang demokratis di partai ini. Di Golkar semua kader memiliki kesempatan yang sama, tidak ada suka atau tidak suka,” kata Bayu.

 “Setiap hal yang diperjuangkan untuk kebesaran partai sangat dihargai. Saya kira itu yang membuat saya tertarik dan saya mantap bergabung dengan Golkar,” tegasnya.

Selanjutnya, Bayu akan mengikuti instruksi Sarmuji soal langkah politiknya di Golkar. Secara pribadi, Bayu sudah menyiapkan diri untuk maju dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.

“Rencana ke depan, saya akan ikut perintah Pak Sarmuji sebagai Ketua Golkar Jatim. Saya pribadi memproyeksikan untuk maju ke DPR RI di 2024,” imbuhnya.

Terpisah, Sarmuji menyatakan Bayu adalah kader potensial. Dia mengaku berkomunikasi dengan Bayu setelah mundur dari Demokrat.

“Bahwa kami melakukan pembicaraan itu setelah Bayu mundur dari Demokrat. Jadi secara etika kami menjaga betul sebelum Bayu menyatakan keluar dari Demokrat,” kata Sarmuji.

“Kami tidak melakukan pembicaraan untuk membangun persepsi terhadap Golkar. Ibarat transfer pemain sepak bola, saat kontraknya habis baru kita melakukan pembicaraan, kami menjaga etika sesama partai,” pungkasnya./*hasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds