JURNAL3.NET / SURABAYA – Ditreskrimsus Polda Jatim melalui Subdit V Siber berhasil membongkar investias bodong yang berkedok arisan online. 13 korban telah melaporkan warga Surabaya, Anggrita Putri Khaleda (APK) yang berusia 22 tahun.
Konferensi pers dipimpin langsung oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto didampingi Kasubdit V Siber AKBP Wildan Albert, Kasubid Penmas AKBP Sinwan, dan Kanit II Siber AKP Ardian Yudo. Arisan online ini bernama Arisan Love yang mengakibatkan kerugian para member yang melaporkan sebanyak Rp 1,1 miliar.
AKBP Wildan Albert menjelaskan bahwa Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim mengungkap kasus tindak pidana ITE penipuan arisan dan investasi bodong melalui media sosial (medsos) dan aplikasi WhatsApp (WA).
“Tindak pidana penipuan arisan dan investasi bodong melalui media sosial WhatsApp terjadi pada bulan Mei 2019 dengan menangkap APK (22), warga Surabaya. Tersangka APK menggunakan akun media sosial WhatsApp melalui handphone dan mengadakan atau menawarkan arisan dengan sistem reguler dual investasi dan simpan pinjam melalui grup media sosial WhatsApp dengan judul ARISAN LOVE,” jelas Wildan, Selasa (31/5/2022).
Wildan menambahkan, kronologi kejadian pada bulan Mei 2019, tersangka APK mengadakan dan menawarkan arisan dengan sistem reguler 2 investasi dan simpan pinjam melalui grup media sosial WhatsApp Arisan Love.
“Dengan menjanjikan keuntungan profit yang sangat tinggi, namun pada saat waktunya member (peserta arisan -red) melakukan penarikan saldo modal milik pelapor, tidak dibayarkan oleh tersangka. Total kerugian dari 13 korban dengan sebesar Rp. 1,1 miliar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Wildan, tersangka ditangkap di Bali. Anggota berangkat sampai di Bali malam hari, namun tersangka tidak ada. Anggota menjumpai suami dan anaknya.
“Kemudian anggota menunggu hingga besok paginya, akhirnya berhasil membawa tersangka ke Polda Jatim,”lanjutnya.
Barang bukti yang disita petugas berupa 1 bendel tangkapan layar medsos WhatsApp, 2 buah akun medsos WhatsApp, 2 buah SIM card Tri dan Telkomsel, 1 buah kartu tahapan ekspresi BCA, 1 buah kartu platinum debit BNI HP merk iPhone 6s warna hitam, 1 banner mutasi transaksi print out rekening BCA, dan 1 mutasi transaksi berikut rekening BNI.
Akibat perbuatannya, tersangka APK dijerat
Pasal 45 A ayat 7 Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana diubah oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. *Syaiful Hidayat