JURNAL3.NET / SURABAYA – Menjelang Hari Raya Idul Adha, berbagai harga bahan pokok merangkak naik. Tidak hanya telur ayam, harga cabai rawit dan cabai besar juga mulai meroket. Bahkan, di sejumlah pasar di Jawa Timur harga cabai rawit tembus Rp 100 ribu perkilogram.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa saat ini terdapat dua penyebab kenaikan harga cabai rawit dan cabai besar.
“Tingginya curah hujan yang menimbulkan serangan penyakit pada tanaman. Ini kemudian berdampak pada penurunan produksi dan jadwal tanam cabai mengalami kemunduran,”kata Khofifah, selasa (7/6/2022) kemarin.
Menurut Khofifah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menggunakan agens pengendali hayati.
“Jelang idul adha,ada beberapa lokasi sudah mulai tumbuh tunas baru sehingga diharapkan dapat membantu ketersediaan cabai rawit,”ucap dia dalam siaran pers resmi diterima redaksi, Rabu (8/6/2022).
Lebih lanjut, Khofifah meminta segera menanam cabai rawit menggunakan varietas genjah dengan usia panen 70-80 hari yaitu varietas bhaskoro dan Dewata.
“Menjelang idul adha, diharapkan dapat mendukung ketersediaan cabai pada bulan Juli,”tutur Khofifah.
Khofifah optimis bahwa upaya menurunkan harga cabai rawit dan harga cabai besar di Jatim dalam dilakukan. “Secara umum, kontribusi hortikultura strategis Jawa Timur terhadap nasional untuk komoditas cabai besar senilai 9,4% atau menduduki urutan empat nasional,”tuturnya.
Menurutnya, perkembangan komoditas cabai besar pada Januari-Maret 2022 yaitu luas tanam mencapai 2.525 hektare dengan produksi mencapai 33.350 ton dan konsumsi sebesar 17.082 ton/kapita/tahun.
“Jadi, kebutuhan cabai besar di Jawa timur terbagi untuk memenuhi kebutuhan industri kurang lebih sebesar 80% dan untuk rumah tangga sebesar 20% dari total produksi,”imbuhnya. *Syaiful Hidayat