JURNAL3.NET / SURABAYA – Masih dalam rangkaian peringatan bulan pancasila, Panitia yang bersama menggelar sarasehan budaya bertajuk ‘Deradikalisasi dan Mencegah Intoleransi’ di Bicopi (Briliant Coklat Kopi), Jl Soekarno 678 Surabaya, Minggu (19/6/2022) hari ini.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Ekawati Rahayu Kepala Badan Kesatuan Bangsa (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Kompol Imam Solikin Wakasat Intelkam Polrestabes Surabaya.
Selain itu juga dihadirkan narasumber sesuai ahli bidangnya yaitu Mohammad Arifin Kabid Agama dan Sosbud BNPT-FKPT Jawa Timur, Kolonel Inf. Corri Sigalingging Kasi Intel Kasrem 084/Bhaskara Jaya, KH Abdul Hamid Sya’roni Aktifis Budaya dan Pemuka Agama, Kunjung Wahyudi Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur, dan Yordan M. Batara Akademisi.
Siswadi Siswo Pranoto Ketua Panitia Sarasehan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak dengan berbagai kontribusinya, Tanpa terkecuali dan tidak memungkinkan kami sebutkan satu persatu yang telah mendukung sukses kegiatan sarasehan ini.
“Selain itu juga mengucapakan terima kasih yang tak terhingga kepada bapak/ibu semuanya yang telah hadir serta telah meluangkan waktunya pada kegiatan ini. Sekaligus kami juga mohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala keterbatasan, dalam pelaksanaan kegiatan Sarasehan ini,”ujarnya.
Mohammad Arifin Kepala Bidang Agama dan Sosbud BNPT-FKPT Jawa Timur sekaligus perwakilan BNPT Jatim menyampaikan bahwa akan mencoba mensosialisasikan tentang moderasi agama. Karena agama selama ini sebagai sebuah istilahnya itu berbenturan.
“Dari agama-agama yang berbenturan. Maka kita mencoba mensosialisasikan moderasi agama tingkat dasar dengan bagaimana menjalankan agama dengan sejuk, damai, dan penuh toleransi. Sehingga, tidak terjadinya nama intoleransi,”kata Arifin.
Menurut dia, tidak hanya itu juga perlu memberikan pemahaman yang cukup kepada masyarakat termasuk anak muda (Milenial) dan tokoh agama.
“Sehingga kita tidak sampai salah dalam mempraktekkan agama ditengah keanekaragaman budaya yang ada,”ucap dia.
Ia pun berharap para anak muda, supaya benar-benar menerima ajaran-ajaran yang sekiranya itu bermanfaat, akan tetapi sebaliknya itu merugikan masyarakat lainnya.
“Entah itu mengatasnamakan agama atau pun lainnya. Mohon tidak diterima. Karena tidak ada konsep dalam agama, budaya, maupun apapun bahwa agama itu adalah merusak diri kita dalam kerukunan,”imbuh dia.
“Selama ini ada sebuah kelompok-kelompok tertentu yang merusak ideologi Pancasila dan termasuk paham-paham keagamaan, serta nilai-nilai kerukunan maka itu sangatlah tidak tepat,”tutur Arifin.
Sementara itu, Yordan M. Batara Akademisi juga menyampaikan bahwa kegiatan sarasehan budaya semacam ini sangat bagus.
Menurut dia, isu-isu sekarang ini radikalisasi dan mencegah intoleransi ini harus terus kita gaungkan, karena mereka yang sudah terpapar radikalisasi dan ekstremisasi beragama ini terus menerus kita harus berkampanye secara diam-diam.
“Kalau kita yang pro Pancasila hanya diam-diam saja dan tidak melakukan apa-apa. Ya, lama-lama kita akan terkaget-kaget banyak tiba-tiba orang tidak suka Pancasila,”kata Yordan.
Menurut Yordan, di Komisi A sudah punya perda terkait dengan toleransi dikehidupan bermasyarakatkan. Disitu, kami melakukan kampanye agar bagaimana Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan melakukan hal yang sama baik melalui dinas pendidikan maupun dinas terkait lainnya.
“Semua terkait tersebut itu harus bersinergi supaya kampanye Pancasila ini juga tidak hanya jargon saja tetapi betul-betul diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,”ujarnya.
Lebih lanjut, kata Yordan, dalam hal ini yang persentase yang tidak setuju Pancasila itu adalah kalangan mahasiswa dan SMK/SMA sekitar 23 persen. Maka, kami pun berharap para kaum Milenial tersebut setuju dengan Pancasila.
“Sehingga semua orang tidak meragukan dan betul-betul berkomitmen pada Pancasila. Karena masa depan bangsa ini adalah tergantung para anak muda (Milenial). Jadi bangsa ini ada pilihan dari anak muda, apakah bangsa ini akan seperti bangsa lainnya sering perpecahan belah atau menjaga persatuan bangsa seperti sekarang ini,”pungkasnya. *Syaiful Hidayat