JURNAL3.NET/SURABAYA – Plt. Gubernur Jawa Timur Emil sekaligus Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak bersama Forkopimda Jawa Timur melaksanakan salat idul adha 1443 Hijriyah di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya pada Minggu (10/7/2022) pagi.
Kegiatan salat Idul Adha ini bertajuk “Meraih Sukses Hidup Lewat Cermin Nabi Ibrahmi”. Kegiatan salat Ied di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya dimulai pukul 06.00 WIB tersebut dengan diikuti oleh puluhan ribu jemaah memadati lantai satu dan lantai dua masjid yang awalnya berkapasitas 40 ribu orang.
Bertindak sebagai khatib pada salat Idul Adha adalah Prof. Akh. Muzakki dari Guru Besar dan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Sedangkan sebagai Imam Salat Idul Adha yaitu KH. Abdul Hamid Abdullah dari Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.
Rektor UINSA Surabaya Prof. Akh. Muzakki menyatakan bahwa bangsa yang baik merupakan bangsa yang mampu mengambil pelajaran dari masa lalunya, mengambil pelajaran dari pengalamannya, mengambil dari setiap kejadian, untuk kebaikan masa depannya.
Menurutnya, muslim baik adalah muslim yang selalu mampu mengambil pelajaran dari setiap kejadian dalam hidup, baik hidupn dirinya maupun orang lain untuk perbaikan kualitas hidupnya di masa mendatang.
“Pentingnya, prinsip mengambil pelajaran dari masa lalu, pengalaman, dan kejadian itu dalam Islam dikenal dengan istilah dengan i’tibar. Dalam Al Quran, prinsip i’tibar ini disebut dengan menggunakan beberapa istilah salah satunya adalah i’tabiru serta ibroh,”kata Muzakki.
Prof. Muzakki menjelaskan bahwa penyebutan berulang kali oleh Al Quran ini menunjukkan agar muslim mampu mengambil pelajaran dari setiap kejadian, setiap pengalaman dalam hidup.
Karena, pengalaman dan kejadian riil itu guru yang terbaik untuk proses pendewasaan diri. Salah satunya momentum pada hari raya idul Adha. Lantas, apa makna Idul Adha sebenarnya?
“Ada tiga pelajaran yang harus kita diambil dari hikmahnya Idul Adha. Pertama, Idul Adha mengajarkan kepada kita bahwa untuk sukses, tidak ada cara lain kecuali kerja keras. Kedua, Idul Adha mengajarkan kepada kita tentang semangat altruisme atau istilah dalam Al Quran al-itsar. Terakhir, Sukses sebuah masyarakat tidak akan mungkin tercapai tanpa keluarga yang sukses,”ujarnya.
Lebih Lanjut, Kata Prof. Muzakki, Belajar dari kisah Ibrahim dan keluarganya diatas, kita bangsa Indonesia ini diingatkan oleh Al Quran agar kita menjaga betul dua perilaku tersebut.
“Menjaga perilaku kerja keras agar bisa mencapai al-muflihun, sukses hidup dan menyediakan apa yang kita punya demi kemaslahatan bersama,”imbuh Wasekjen) PBNU.
Selain itu, Prof. Muzakki mengajak kita kepada seluruh umat Islam bahwa hari raya idul adha ini kita jadikan sebagai momentum untuk mewujudkan nilai, ajaran, semangat kerja keras dengan penuh ikhlas dan tawakkal.
“Kerjas keras penuh ikhlas dan tawakkal itu akan lebih sempurna jika kita barengi dengan nilai dan jiwa pengorbanan karena Allah, solidaritas yang tinggi kepada sesama,”imbuhnya.
Menurut dia, kita harus semangat untuk menempatkan kepentingan bersama sebagai bangsa diatas kepentingan pribadi maupun golongan/kelompok.
“Semoga dengan Idul Adha kali ini, kita bisa meningkatkan kualitas kehambaan kita dihadapan Allah SWT serta kualitas diri kita sebagai warga bangsa Indonesia. Amin ya rabbal ‘alamin,”pungkasnya. *Syaiful Hidayat