Dewan Pakar PPP Surabaya: Ketum Suharso Anggap Kyai dan Ulama Sebagai Pengemis

Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa didesak mundur pasca pernyataannya soal amplop kyai./*ist

JURNAL3.NET / SURABAYA –  Pernyataan kontroversi Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa soal  ámplop’ Kyai terus menuai kecaman dari beberapa tokoh tokoh NU dan kader-kader PPP di Jatim. Terakhir, Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan dan Majelis Kehormatan PPP memutuskan untuk meminta Suharso dengan legowo agar mundur dari jabatannya sebagai Ketum PPP.

“Ini sudah puncak kekecewaan para ulama dan kyai serta habaib atas permasalahan yang ada, dan ini pembelajaran yang cukup baik untuk semua pimpinan partai di tubuh PPP untuk semua tingkatan jangan main main dgn ulama kiyai dan habaib,” tegas Ketua Dewan Pakar DPC PPP Kota Surabaya, Norman Fauzi SH.

Kepada Jurnal3, Selasa (23/08/2022), Norman menegaskan bahwa PPP dilahirkan oleh para ulama dan habaib. Dirinya sebagai kader PPP, menegaskan mendukung sikap majelis DPP PPP tersebut.

Ia mengingatkan bahwa perjuangan para ulama dan kyai serta habaib dibalik berdirinya PPP hingga saat ini harus dihargai dan dijunjung tinggi.

“Kami sangat menyesalkan pernyataan ketua umum DPP PPP Suharso Monoarfa dengan hal amplop untuk kyai. Pernyataan itu sama kyai dan ulama dianggap sebagai pengemis,” tandasnya.

Karena itu, ia mendukung desakan agar Suharso mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PPP.

“Sebaiknya mundur daripada partai ini rusak dan yang merusak internal sendiri. Tolonh DPW PPP dan DPC PPP di Jatim bersikap. Ini  Jawa timur pusatnya ulama kyai dan habaib. Dampaknya serius bagi PPP Jawa timu.  Yang di bawah diminta kerja keras dan berkorban,  sementara yang di atas  justru berbuat kesalahan fatal,” pungkas Norman.

Sementara, Ketua Ikatan Habib Nahdlatul Ulama (NU), Habib Salim bin Jindan menegaskan, kalau orang cinta ulama dan kiai-nya pasti tidak akan keluar dari lisannya yang diduga melecehkan para kiai dan ulama.

“Jika orang belajar agama pasti mengerti, saya yakin, kalau tidak, mungkin agamanya 5 persen atau zero. Karena merujuk ulama adalah pewaris nabi, yang mengemban risalah nabi Muhammad,” ujar Habib Salim.

Habib Salim, menyebut jika Suharso Monoarfa sebagai ketum partai Islam semestinya mengerti dan tidak melecehkan para ulama dan kiai.

“Ini pelecehan, Pak SM diduga melecehkan para ulama dan kyai, dalam hal ini kami mengecam keras atas dugaan pelecehan yang dilakukan Ketum PPP. Saya pinta pecinta ulama, habib dan kyai jangan mendukung SM,” tegas Habib Salim./*Rizal Hasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds