JURNAL3.NET / JAKARTA – Kamaruddin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir Joshua Hutabarat memberikan tanggapan menohok soal bunker Rp 900 Miliar di rumah Ferdy Sambo yang sempat menyita perhatian publik
Menurut Kamaruddin, dirinya mendapatkan bocoran dari petinggi Polri soal kebenaran bunker tersebut. Ia menduga jika uang itu sudah mengalir ke sejumlah ajudan Ferdy Sambo sejak bulan Juli lalu
“Di bulan Juli saya sudah mendapat informasi dari salah satu Kombes Pol masih aktif dan dia mensuplai informasi itu ke saya,” ujar Kamaruddin.
Selain itu, Kamaruddin juga mendapat sejumlah bocoran informasi dari sosok Intelijen sehingga dirinya berani mengatakan hal yang berkaitan dengan Ferdy Sambo.
“Dan ada juga intelijen yang mensuplai informasi ke saya yang masih aktif maupun yang sudah purnawirawan,” jelas Kamaruddin.
Dan informasi itu, kata Kamaruddin, mengarah ke bunker Rp 900 miliar yang terlupakan ditemukan oleh polisi di rumah Ferdy Sambo.
Kamaruddin tak menyebut bahwa kabar tersebut hoax, tetapi memang ia juga perlu bukti kuat untuk memastikan bahwa kabar tersebut benar-benar akurat.
Ia mendesak agar dibentuk independen untuk mengusut pihak yang diduga terkait Rp 900 miliar milik Ferdy Sambo berkat ‘Kekaisaran Konsorsium 303’.
Dalam hal ini Kamaruddin mendesak PPATK untuk melakukan audit rekening milik Ferdy Sambo, sehingga dapat diketahui ke mana saja aliran uang milik tersangka pembunuhan berencana Brigadir J itu.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo sendiri membantah kebenaran soal bunker Rp 900 Miliar tersebut.
“Berdasarkan informasi dari tim khusus yang melakukan penggeledahan di beberapa tempat Irjen FS, info soal bunker Rp 900 miliar tidaklah benar,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo.
Uang Rp 900 miliar yang disebut ditemukan di rumah Ferdy Sambo tersebut, merupakan harta yang didapat dari bisnis haram sang Jenderal Bintang Dua.
Dari isu yang berkembang saat ini adalah Ferdy Sambo diduga memiliki ‘Kekaisaran’ konsorsium 303 yang melibat sejumlah Jenderal Polri.
Dokumen konsorsium 303 itu bahkan bocor dan beredar luas di media sosial dan membuat publik berspekulasi liar./*Riris Hikari