JURNAL3.NET / SURABAYA – Uang negara senilai Rp12.323.000.000 dan uang tunai Rp237.500.000 berhasil di-recovery oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya atas kerugian negara dalam kasus korupsi di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Manukan Surabaya.
Barang bukti tersebut, merupakan bagian dari upaya pemulihan kerugian negara yang timbul akibat tindak pidana korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dalam bentuk kredit fiktif oleh lima orang terdakwa, yaitu Nur Cholifah (penyedia dokumen fiktif), Lanny Kusumawati Hermono (penyedia debitur fiktif), Nanang Lukman Hakim (internal BRI Kantor Cabang Manukan) dan Agus Siswanto serta Yanno Oktavianus selaku debitur fiktif.
“Pada hari Kamis tanggal 22 September 2022, Kejaksaan Negeri Surabaya telah mengembalikan barang bukti berupa sertifikat tanah dan bangunan senilai Rp12.323.000.000 dan uang tunai Rp237.500.000 kepada PT BRI (Persero),” terang Kajari Surabaya, Danang Suryo Wibowo, SH, LLM melalui Kasi Intelijen Khristiya Lutfiasandhi, SH, MH, Jumat (23/09/2022).
Kasus ini berawal pada tahun 2018 silam. Di BRI Cabang Surabaya Manukan Kulon, terdapat proses pemberian kredit modal kerja (KMK) ritel max co sebesar Rp10 milliar kepada sembilan debitur. Pemberian kredit ini diberikan terdakwa Nanang Lukman Hakim yang saat itu menjadi AAO BRI Manukan Kulon.
“Dalam kasus permufakatan 5 terpidana, 3 diantaranya mantan pejabat Bank BRI Surabaya. Negara dirugikan sekitar Rp10 millar rupiah dengan modus kredit fiktif,” katanya.
Saat proses pemenuhan persyaratan kredit, Nanang Lukman Hakim bersekongkol dengan tiga terdakwa lainnya untuk membuat kredit fiktif dengan cara merekayasa agunan kredit berupa toko atau butik milik orang lain, tapi seolah-olah diakui menjadi milik mereka sendiri.
Merubah status pegawai cleaning service menjadi seorang pemilik usaha panti pijat pada saat pencairan kredit. Akhirnya, setelah fasilitas kredit dicairkan tidak dipergunakan sesuai peruntukannya, namun dipakai untuk yang lain.
Dalam kasus tersebut, terdakwa Nur Cholifah dan Lanny Kusumawati Hermono diganjar hukum 3 tahun penjara dan denda50 juta, subsider 1 bulan kurungan. Keduanya juga dijatuhkan pidana uang pengganti sebesar Rp2,1 miliar.
Sementara terdakwa Nanang Lukman Hakim divonis 1 tahun dan 8 bulan penjara denda Rp50 juta, subsider 1 bulan kurungan.
Sedangkan terdakwa Agus Siswanto divonis 1 tahun dan 6 bulan penjara. Dia juga dihukum membayar uang pengganti sebesar Rp121 juta.
Berbeda dengan empat terdakwa lainnya, terdakwa Yano divonis paling rendah. Dia divonis 1 tahun denda Rp50 juta subsider 1 bulan kurungan. /*Rizal Hasan