JURNAL3.NET/ SIDOARJO – Tingginya angka perceraian di Kabupaten Sidoarjo menjadi perhatian serius Ormas Persaudaraan Muslimah (Salimah), untuk memberikan bimbingan pra nikah. Bimbingan ini mencakup aspek penguatan konsep diri pra nikah dan aspek hukum.
Bimbingan ini dikemas dalam seminar pra nikah, yang digelar pada Minggu (16/10/2022) dibuka oleh Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, di Hotel Aston Sidoarjo.
“Angka perceraian di Kabupaten Sidoarjo, apalagi ketika covid 19 mengalami kenaikan yang signifikan, per hari ada 13 orang yang cerai, jadi kalau jumlah setahun sekitar 4.000 kasus perceraian” terangnya.
Menurut Gus Muhdlor, panggilan bupati Sidoarjo program pendidikan pra nikah ini sangat tepat dan sinkron dengan kondisi saat ini. Edukasi ini yang harus menjadi komitmen kita bersama.
“Pada intinya membangun Indonesia adalah lewat organ atau stakeholder paling kecil, bukan RT, bukan camat, bukan bupati bahkan gubernur, tapi kepala rumah tangganya,” jelasnya.
Rumah tangga ini organisasi paling simpel, memastikan diri berjalan dengan baik, sesuai dengan fungsi, maka bisa dipastikan kesejahteraan bisa terjamin. Program pendidikan pra nikah Salimah ini menjadi program yang wajib dilanjutkan.
Lebih lanjut, Ketua PD Salimah Sidoarjo, Peny Eva Yanti,menegaskan, selama ini banyak sekali kasus – kasus problematika dalam rumah tangga yang memicu terjadinya perceraian, sehingga angka perceraian tinggi di Kabupaten Sidoarjo.
Ini yang menjadi fokus PD Salima Sidoarjo untuk melaksanakan program pranikah untuk mengurangi angka perceraian di Sidoarjo.
“Harapannya program ini akan memberikan edukasi kepada calon pengantin dalam memberikan upaya atau solusi terbaik didalam menyelesaikan permasalahan rumah tangganya kelak,” jelasnya.
Lebih lanjut, program PD Salimah ini sangat sinkron dengan program yang dilakukan oleh Pemkab Sidoarjo dalam membentuk keluarga berencana. Melalui Dinas P3AKB Kabupaten Sidoarjo dengan mempersiapkan Calon Pengantin (Catin) Dari sisi kesehatannya.
Di tempat terpisah, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati menjelaskan setiap catin baik di Kabupaten Sidoarjo maupun seluruh Jawa Timur wajib mengisi di aplikasi elsimil.
“Aplikasi Elsimil ini untuk monitoring dan pendampingan untuk memastikan kesiapan menikah dan hamil, tujuan akhirnya adalah menuju zero stunting, ” jelasnya.
Sementara program salimah bertujuan sebagai pendampingan catin secara psikis. Diharapkan dengan adanya kolaborasi kedua program ini bisa mewujudkan keluarga dengan kualitas unggul dan sejahtera./*Dayat