JURNAL3.NET / SURABAYA – Di tengah tantangan ekonomi global yang ada, Bank Indonesia meyakini bahwa ekonomi Jawa Timur masih akan tumbuh di tahun 2023 seiring dengan terciptanya sinergi kebijakan dan inovasi antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia dan lembaga/otoritas lain di Jawa Timur.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Jawa Timur Tahun 2022 di kantor Perwakilan Bank Jatim di Surabaya, Rabu (30/11/2022) menyampaikan bahwa Jawa Timur tetap menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi hingga 14,36% dari PDB nasional.
Tingginya kontribusi terlihat dari PDRB Non Migas Jawa Timur yang mencapai 6,13% lebih tinggi dari provinsi lainnya di Pulau Jawa.
Berdasarkan lapangan usaha (LU) Utama, tiga LU berkontribusi hingga 60,88% dari total PDRB, serta mampu menyerap hingga 66,29% dari total tenaga kerja.
Kinerja industri pengolahan Jawa Timur juga menunjukkan adanya peningkatan yang lebih tinggi dibanding nasional, demikian pula dengan pertumbuhan investasi.
Nilai ekspor dan impor Jawa Timur juga mengalami kenaikan yang signifikan, terutama pada impor komoditas bahan baku, yang menunjukkan adanya ekspansi di industri pengolahan. Kontribusi UMKM terhadap PDRB Jawa Timur juga menunjukkan adanya peningkatan.
Dikatakannya, kunci sukses akselerasi ekonomi Jawa Timur tidak lepas dari berbagai sinergi dan kolaborasi yang dilakukan Pemerintah Daerah dan stakeholders terkait, salah satunya dalam hal pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Berbagai inisiatif, kolaborasi, dan inovasi yang dilakukan stakeholders ekonomi Jawa Timur merupakan upaya bersama untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan menuju Indonesia Maju.
Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Jawa Timur Tahun 2022 menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2023 akan berada di kisaran 4,9% – 5,3% terutama ditopang oleh tumbuhnya 5 (lima) lapangan usaha utama di Jawa Timur, selain juga disebabkan oleh tingginya konsumsi dan investasi.
Terdapat beberapa tantangan perekonomian Jawa Timur yang perlu diantisipasi, antara lain kondisi ekonomi global yang masih terancam resesi, gangguan mata rantai global dan ketegangan politik, serta kondisi ekonomi domestik yang perlu diwaspadai seperti konsolidasi fiskal, normalisasi kebijakan moneter, serta bantuan sosial untuk BBM dan subsidi upah yang tidak berlanjut.
Rizki Ernadi Wimanda juga menyampaikan bahwa ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2022 sudah lebih tinggi dibanding level pre-pandemi Covid-19 dengan capaian sebesar 5,58% (yoy).
Ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2022 diperkirakan terus pulih sejalan dengan terkendalinya kasus Covid-19 karena optimalisasi vaksinasi Covid-19 yang menjadi game changer perbaikan ekonomi Jawa Timur./*Red