JURNAL3.NET / PASURUAN – Setiap remaja putri berhak mendapatkan akses pengetahuan dan sarana kebersihan yang layak ketika menstruasi.
Oleh karena itu, Unicef bekerjasama dengan PLATO, mengambil bagian dengan menghadirkan aplikasi OKY dan mengadakan pemilihan remaja putri sebagai Duta OKY .
Aplikasi OKY adalah sebuah aplikasi pelacak menstruasi guna meningkatkan edukasi kesehatan reproduksi dan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) di kalangan remaja putri.
Sedangkan pemilihan Duta OKY yang digelar di Sinergi Hotel Prigen Pasuruan, Jumat (30/12/2022) ini, diikuti sebanyak 34 peserta dari 21 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Proses pemilihan ini menghadirkan dewan juri dari kalangan pemerintahan dan swasta, antara lain dari Dinas Kominfo Jawa Timur, Dinas Pendidikan Jawa Timur, Kanwil Kementerian Agama Kota Pasuruan, dan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Surabaya.
“Ke-34 peserta tersebut merupakan hasil penjaringan dari 486 peserta dari 38 kabupaten kota di Jawa Timur. Peserta merupakan siswi SMP, SMA, MA dan Mts. Dan mereka nanti akan terus diseleksi hingga terdapat 3 nominator sebagai Duta OKY ,” ujar Direktur PLATO, Dita Amalia, ditemui pada saat acara.
Menurut Dita, pemilihan Duta OKY juga dilatar belakangi atas persoalan yang dihadapi para remaja putri ketika masuk masa masa pubertas.
Sebagian besar mereka menilai bahwa informasi kesehatan reproduksi tabu untuk didiskusikan secara terbuka. Hal inilah yang membuat remaja putri kesulitan menemukan informasi yang valid.
Persoalan-persoalan itu mulai dari siklus menstruasi yang tidak lancar, PMS, gejala dismenore, hingga PCOS. Untuk sarana sanitasi sekalipun, di sekolah siswi tidak bisa mengakses sarana sanitasi sewaktu-waktu atau ketika diijinkan oleh guru. Tentunya tantangan ini memengaruhi tidak hanya kesehatan fisik remaja namun juga kesehatan mentalnya.
“Salah satu langkah untuk merespon situasi tersebut, maka edukasi tentang manajemen kebersihan menstruasi (MKM) atau menstrual hygiene management sangat penting disampaikan kepada anak dan remaja tidak hanya melalui melalui lembaga pendidikan, pelibatan orang tua atau keluarga namun juga dengan memanfaatkan instrumen teknologi yang saat ini relevan dalam kehidupan remaja,” ujar Dita.
Selain itu juga melakukan upaya pendidikan kecakapan hidup untuk membangun karakter positif dan perilaku sehat, meningkatkan layanan yang komprehensif dan berkualitas untuk membantu masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan dan psikososial.
Juga mendukung tercapainya target Sustainable Development Goals (SDG’s) di bidang pendidikan & kesehatan (narkoba, kesehatan reproduksi, IMS, HIV&AIDS), kesetaraan gender, pengembangan komunitas, penguatan organisasi dan pemberdayaan ekonomi./*Red