JURNAL3.NET / MADIUN – Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Timur menggelar pelatihan Agropreneur Muda Nilam di kabupaten Madiun, Selasa (19/11/2024).
Pelatihan Agropreneur Muda Nilam merupakan langkah penting bagi para petani yang ingin memulai atau mengembangkan usaha di bidang tanaman penghasil minyak atsiri ini.
“Nilam memiliki potensi pasar yang luas, baik untuk industri parfum, kosmetik, maupun farmasi. Karena itu dengan pelatihan ini kita mendorong agar minat petani muda untuk budidaya nilam semakin meningkat untuk menambah pemasukan mereka,” kata Kepala Bidang Tanaman Semusim Dinas Perkebunan Jawa Timur, Prasojo Bayu.
Prasojo mengatakan, pelatihan Agropreneur Muda Nilam itu dilaksanakan oleh kelompok tani Mugi Lestari, di kecamatan Kare, kabupaten Madiun.
Menurut dia, selain di Madiun, tanaman Nilam juga banyak dikembangkan di beberapa wilayah di Jatim, seperti kabupaten Malang, Blitar, Trengglek dan Pacitan.
“Jadi dalam pelatihan ini petani akan diajari klasifikasi tanaman nilam, varietas unggul, dan karakteristik morfologi. Kandungan minyak atsiri dan manfaatnya,” jelasnya.
Dikatakan dia, para petani juga diajari teknik dan pengenalan jenis tanah yang cocok, iklim yang sesuai, dan kebutuhan air. Mereka juga harus bisa melakukan persiapan lahan dan pembuatan bedengan.
“Para petani harus paham jarak tanam yang ideal, teknik penanaman, dan cara perawatan tanaman. Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta gulma,” jelasnya.
Selain perawatan, Disbun Jatim juga memberikan pengetahuan pengolahan nilam pasca panen. Kegiatan itu digelar dengan menggandeng Institute Atsiri Universitas Brawijaya (UB).
“Mereka diberikan ketrampilan mengenai waktu panen yang tepat, teknik pemanenan, dan pengeringan. Proses ekstraksi minyak atsiri dan pengemasan,” jelasnya.
Prasojo berharap, dengan pelatihan tersebut, maka petani akan mendapatkan pengetahuan yang lengkap tentang budidaya nilam mulai dari persiapan lahan hingga pemasaran hasil panen. Mereka bisa mempelajari teknik budidaya yang benar sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
“Para petani juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan tenaga ahli dari Institut Atsiri UB dan berbagi pengalaman,” pungkasnya./ *Adv