JURNAL3.NET / SURABAYA – Rencana pergantian direksi PT. Jatim Grha Utama (JGU), hampir dipastikan tidak berjalan mulus, menyusul dugaan adanya aroma intervensi elite Pemprov Jatim guna meloloskan jagonya menjadi nahkoda baru di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jatim itu.
Tak main-main, Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jatim, menyebut “cawe-cawe” itu diduga dilakukan Kepala Biro Perekonomian Setda Pemprov Jatim, Dr. MHD Aftabuddin Rijaluzzaman, guna meloloskan satu calon bernama Firman Dwi Kriatmojo.
Firman, yang kini statusnya adalah salah satu karyawan di anak perusahaan PT JGU itu lolos sebagai calon direktur PT JGU bersama Edy Zulham Rivelino dan Ezith Perdana Estafeta, berdasarkan Pengumuman tanggal 7 Oktober 2024, yang ditandatangani Ketua Panitia Seleksi Calon Komisaris dan Anggota Direksi BUMD Provinsi Jatim, Dr. Bobby Soemiarsono, SH, M,Si.
Bahkan, sempat ada proses pergantian direksi JGU dengan model sirkuler (tanpa mengadakan RUPS secara fisik, red) namun dibatalkan oleh pihak Biro Perekonomian Pemprov Jatim.
Ketua Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jatim, Heru Satriyo kepada Jurnal3, Minggu (16/3/2025), menuding Kepala Biro Perekonomian Setda Pemprov Jatim sebagai salah satu pemegang policy untuk BUMD di Jatim telah mencoba melakukan sebuah persekongkolan untuk menunjuk calon direktur JGU dari hasil assesment yang sudah dilakukan.
Bahkan, MAKI, lanjut Heru, mengklaim memiliki bukti hasil-hasil pembicaraan dari beberapa wawancara, bukti voice note sebagai alat bukti dibalik alasan MAKI Jatim menuding ada persekongkolan jelang pergantian direksi PT JGU oleh Kabiro Ekonomi Pemprov Jatim.
“Kami dengan percaya diri menantang Kabiro Ekonomi soal pergantian direksi PT JGU. Kami berani taruhan, nanti yang jadi itu inisial F (Firman), meski sekarang belum RUPS. Karena nama F itu sudah disebut oleh Kabiro Ekonomi. Kalau kenapa harus Mr F, itu harus ditanyakan ke Kabiro Ekonomi,” ujar Heru.
Tak hanya itu, MAKI Jatim juga menyebut ada “politik dagang sapi” dibalik dugaan intervensi Kabiro Ekonomi Pemprov Jatim guna meloloskan Firman, yakni jabatan baru sebagai Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim.
“Bu Indyah Aryani (Kepala Dinas Peternakan Pemprov Jatim) sudah mendengar juga soal ini, karena sudah kami temui,” lanjut Heru.
Terpisah, Kepala Biro Perekonomian Setda Pemprov Jatim, Dr. MHD Aftabuddin Rijaluzzaman, kepada Jurnal3, menolak tudingan yang dituduhkan oleh MAKI Jatim. Menurut Aftabuddin, semua proses sudah berjalan dengan benar.
“Semua sudah sesuai dengan prosedur mas,” tegas Aftabuddin.
Terkait tuduhan adanya politik dagang sapi untuk mendapatkan kursi Kepala Dinas Peternakan Pemprov Jatim, dengan tegas Aftabuddin menolaknya.
“Ndak benar,” ujarnya singkat.
Sementara itu, Firman Dwi Kriatmojo, kepada Jurnal3, mengakui dirinya memang ikut seleksi dan namanya lolos. Namun, Firman mengaku tidak memperoleh info terakhir apapun terkait siapa yang bakal lolos sebagai direktur di PT JGU.
Yang menarik, Firman mengaku mendengar desas-desus soal posisi “dua besar” yakni dirinya dan Ezith Perdana Estafeta.
“Kalau hasilnya siapa memang saya belum dengar, tapi kalau desas-desus dari telinga saya ya memang saya yang agak menjual. Tapi keputusannya belum keluar,” ujar Firman.
Kepada Jurnal3, Firman mengaku dirinya yang lolos bersama Ezith Perdana Estafeta dan Edy Zulham Rivelino mendaftar bukan untuk posisi Direktur Utama, melainkan posisi Direktur bidang yang dulu ditinggalkan oleh Andira Reoputra.
“Saya mendaftar sebagai direktur, bukan dirut,” ungkap Firman.
Firman mengatakan, RUPS untuk direksi baru kemungkinan akan digelar dalam waktu dekat ini. Alasannya, jabatan dirut PT JGU akan habis pada 22 Maret 2025 mendatang.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jatim Grha Utama (JGU), Mirza Muttaqien, SH. M.HP, dikonfirmasi mengaku tidak tahu kapan pelaksanaan RUPS untuk direksi baru diadakan.
“Sampai saat ini belum ada jadwalnya,” ungkap Mirza.
Mirza yang pada 22 Maret 2025 mendatang habis masa baktinya sebagai Dirut PT JGU menolak memberikan komentar terkait kegagalan sirkuler sebanyak dua kali untuk pengisian direksi baru.
“Saya nggak bisa komentar soal itu, bukan kewenangan saya,” ujar Mirza./ *Rizal Hasan