Diskominfo Jatim Gelar Workshop Codeless Data Science

Workshop Codeless Data Science Di Diskominfo Propinsi Jatim./*Foto KominfoJatim

JURNAL3.NET / SURABAYA – Untuk meningkatkan kapasitas aparatur dalam pengelolaan data dan aplikasi serta untuk meningkatkan kinerja pemerintah, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur menggelar Workshop Codeless Data Science, selama dua hari, 3 – 4 November 2022.

Dibuka oleh Kepala Bidang Aplikasi Informatika Diskominfo Jatim, Achmad Fadlil Chusni mewakili Kadis Kominfo, dan menghadirkan narasumber Arief Rama Syarif -Founder Yayasan Open Source Indonesia.

Dalam sambutan Kadis yang disampaikan Fadlil Chusni mengatakan bahwa proses digitalisasi informasi pada seluruh aspek kehidupan manusia membuka peluang lebar bagi potensi pemanfaatan data.

Data yang memiliki volume atau ukuran yang sangat besar yang terdiri dari data yang terstruktur maupun tidak terstruktur dapat menjadi aset yang sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan untuk mendukung misi ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov Jawa Timur tahun 2019-2024.

Yakni tata kelola pemerintahan yang bersih, inovatif, terbuka, partisipatoris, memperkuat demokrasi kewargaan untuk menghadirkan ruang sosial yang menghargai prinsip kebhinekaan maka Pemprov Jawa Timur akan mewujudkan diantaranya melalui sistem Satu Data Jawa Timur.

“Untuk mewujudkan Satu Data diperlukan sumber daya aparatur yang mampu mengolah dan menganalisis data, baik data terstruktur maupun tidak terstruktur. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta mampu melakukan analisis prediktif yang efektif dengan pendekatan yang menyertai disiplin ilmu data yang berkembang tanpa pemrogramman apapun,” tambahnya.

“Keterpaduan perencanaan pelaksanaan evaluasi dan pengendalian pembangunan perlu didukung dengan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses dan dibagipakaikan serta dikelola secara seksama, terintegrasi dan berkelanjutan. Oleh sebab itu peningkatan kapasitas aparatur pengelola data dan aplikasi perlu untuk terus dilakukan agar dapat selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi, “jelasnya.

Narasumber Arief Rama Syarif mengatakan bahwa data dan informasi mempunyai pengertian yang berbeda. Data adalah fakta yang terekam dan tidak membawa arti, sedangkan informasi adalah rekap, rangkuman dan penjelasan serta visualisasi dan statistik dari data.

“Apapun nanti data yang dikumpulkan tidak akan ada artinya  kalau tidak ada kolaborasi, karena tidak ada manfaatnya. Terkait data inipun kita juga harus berhati hati karena data yang kita simpan atau kita tulis, apa yang kita upload ke group meta atau ke sosmed, kita tidak akan bisa menghapusnya, artinya bahwa jejak digital kita telah tersimpan. Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa data kita dicuri hal tersebut tidak benar, karena sebenarnya kita yang membocorkannya. Sosmed itu seperti pisau bermata dua, dengan mengetahui logika algoritmanya adalah menyimpan aktivitas kita, maka kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin,” jelas Arief./*Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds