Sambut Harlah 1 Abad NU, Halaqah Fiqih Peradaban Digelar di Surabaya

Kegiatan Halaqah Fiqih bertema 'Fikih Siyasah Antara Perang dan Damai' tersebut, yang diadakan di Hall Asrama Haji Surabaya./*Foto KominfoJatim

JURNAL3.NET / SURABAYA – Menyambut harlah 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus memperingati Hari Pahlawan 2022, untuk kesekian kali Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Halaqah Fikih Peradaban.

Kali ini, kegiatan bertema ‘Fikih Siyasah Antara Perang dan Damai’ tersebut, diadakan di Hall Asrama Haji Surabaya, Minggu (20/11/2022).

Halaqah Fiqih Peradaban adalah pertemuan para Kiai dan Ulama untuk membahas persoalan-persoalan keagamaan dan kaitannya dalam masyarakat.

Tidak hanya bagi warga NU dan Indonesia, tapi disebut juga untuk masyarakat dunia.

Halaqah Fiqih Peradaban ini diselenggarakan di 250 titik lokasi, dan puncaknya pada Januari 2023 mendatang jelang satu Abad NU yang jatuh pada 16 Rajab 1444 H atau bertepatan dengan bulan Februari 2022.

Halaqah fikih di Surabaya ini dihadiri para alim ulama di lingkungan NU, antara lain KH Afifuddin Muhajir selaku Wakil Rois Am PBNU dan Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Ketua Tanfidziyah PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi yang juga selaku Pengasuh Pondok Pesantren ANNUR 1 Bululawang Malang, Dr. HM Ghufron, LC selaku pengurus MUI Jawa Timur, Hj Ainna Amalia FN, M.Psi selaku Pengasuh Ponpes Putri Miftahul Ula II Surabaya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surabaya, KH. M Syukron DjAzilan Badri, berkesempatan menyampaikan sambutan pada kegiatan ini.

Ia mengatakan, bahwa kegiatan Halaqah ini sedianya dibuka oleh Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa. Namun karena banyaknya tugas, sehingga membuat beliau berhalangan hadir.

Ia pun menjelaskan, bahwa di dalam kehidupan NU tidak lepas dari adanya inovasi, sebagaimana yang selalu didengungkan dalam pandangan ahlussunah wal jamaah, yaitu al-muhafadhotu ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah.

Dimana hal-hal yang lama dan baik tetap dipertahankan, dan hal-hal baru yang lebih bermanfaat untuk digunakan. Ini dilakukan karena perubahan hidup tidak pernah akan berhenti, namun justru terus berjalan.

“Sejak zaman Rasululllah Nabi Muhammad SAW 1400 tahun yang lalu, terus ada perubahan dalam kehidupan. Dan NU lah yang bisa menjawab hal ini, oleh karenanya halaqah ini diadakan,” ujarnya.

KH Syukron DjAzilan pun berdoa agar kegiatan Halaqah ini mendapar ridho dari Allah SWT, dan pesertanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat, serta bisa membawa Indonesia menjadi lebih maju, membawa ummat agar lebih baik, serta membawa NU menjadi organisasi yang rahmatal lilalamin.

Sebagai informasi, sebelumnya Ketum PBNU, KH Yahya Staquf atau Gus Yahya dalam kick off Satu Abad NU menjelaskan, Halaqah ini digelar dengan melibatkan para kiai NU dari seluruh Indonesia. Halaqah atau pertemuan para kiai dan ulama ini  sebagai upaya untuk menggali gagasan-gagasan brilian para kiai.

Selain itu, pertemuan ini sebagai upayanya dalam menghidupkan gagasan-gagasan Gus Dur dan konteksnya dengan memajukan peradaban melalui agama.

Selanjutnya, hasil halaqah ini akan dibawa ke Muktamar Internasional Fiqih Peradaban dan ditawarkan untuk dijadikan sebagai solusi bagi peradaban dunia./*Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds