JURNAL3.NET / SURABAYA – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur menggelar Workshop Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi UMKM di Jawa Timur secara daring melalui platform Zoom pada Selasa (22/11/2022).
Workshop ini diikuti seluruh pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) di Provinsi Jawa Timur.
Workshop yang diinisiasi oleh Bidang Aplikasi dan Informatika (Aptika) Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur ini dibuka secara daring oleh Plt. Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Hudiyono.
Serta turut menghadirkan dua orang pembicara, yakni dari Biro Pengadaan Barang dan Jasa Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Nanda Pratama Sukoco, dan Akademisi dari Universitas STIE Mahardhika Surabaya, Amrina Yulfajar.
Dalam sambutan pembukanya, Hudiyono menyampaikan apresiasinya kepada penyelenggara acara workshop.
“Terima kasih kepada teman – teman yang berinisiasi melaksanakan Workshop Teknologi Informasi dan Komunikasi ini, karena ini merupakan fakta bahwa kita tidak bisa menghilangkan peradaban digital ini seperti kegiatan yang hari ini kawan – kawan dari Bidang Aptika adakan,”ucap Hudiyono.
Hudiyono juga menyampaikan, bahwa indeks literasi digital Jawa Timur itu masih rendah, artinya orang yang bijak dalam memanfaatkan dan menggunakan literasi digital masih sekitar 30 persen.
“Ini merupakan PR bagi pemerintah untuk meningkatkan kecerdasan digital. Selain itu juga untuk meningkatkan etika digital,”ujarnya.
Dikatakan Hudiyono, kemudahan dan kecepatan perkembangan teknologi tidak bisa dibendung. Artinya kalau UMKM mau membuat kecerdasan buatan seperti apa dari sisi branding, marketing tidak sulit.
Hudiyono menilai, ketinggalan zaman kalau masih ada UMKM yang belum tersentuh teknologi, ini merupakan tugasnya Kominfo dan kita semua yang belum menyentuh teknologi untuk terus mengembangkan teknologi dalam urusan UMKM dan IKM ini.
“Saya kira sekitar 60 persen penghasilan Jawa Timur banyak dari UMKM dan IKM. Sedangkan, eksosistem ekonomi yang dibangun oleh Bu Gubernur Khofifah Indar Parawansa terhadap peningkatan UMKM itu sangat – sangat lengkap. Jadi UMKM kalau mau di branding standar nya marketing nya oleh Bu Gubernur juga sudah disiapkan. Maka contohnya seperti aplikasi Jatim Bejo ini merupakan salah satu literasi digital pada UMKM yang harus kita sedikit paksakan,” kata Hudiyono.
Hudiyono yang juga merangkap sebagai kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Jawa Timur ini menyampaikan pihaknya ingin menguatkan kebijakan gubernur untuk mengisi konten – konten kepariwisataan demi membangun sinergi antara UMKM dan pariwisata.
“Saya berharap, karena saya kebetulan merangkap menjadi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan saya punya angan – angan bahwa kebijakan gubernur ini meski sudah jelas tetap harus dikuatkan untuk mengisi konten – konten tentang kepariwisataan, yang di dalamnya juga ada UMKM, kegiatan seni maupun budaya. Yang kalau diwujudkan ini bisa menjadi strategi membangun sinergitas antara UMKM dan pariwisata,”ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Hudiyono, hal ini senyampang dengan pernyataan Bu Gubernur Jawa Timur bahwa Indonesia khususnya Jawa Timur itu indah. Bahwa Jawa Timur memiliki Desa Mandiri terbanyak di Indonesia. “Ini menjadi potensi bahwa Jawa Timur punya strategi untuk peningkatan UMKM melalui desa wisata, desa devisa namun ini kalau hanya dikerjakan oleh beberapa pihak saja itu tidak optimal harus saling bahu – membahu,”ujarnya.
Oleh karena itu, Hudiyono pun mengatakan bahwa hal ini juga senyampang dengan bingkai strategi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yakni Inisiatif – Kolaborasi – Inovasi (IKI). “Iki lho UMKM, iki lho IKM kalau bisa jangan sekedar workshop saja tetapi juga praktekkan,”tegasnya.
Artinya apa ada inisiasi, dari banyak pihak seluruh lapisan masyarakat. Seperti ada inisiasi dari lurah maupun Forkopimda. Jika ada inisiasi dari Pemerintah Desa, sehingga terbentuklah desa wisata. “Nah inisiasi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan penghasilan,” pungkas Hudiyono./*Red