Di mata SBY, pilkada DKI tidak fair & tak tertib

SBY dan Partai Demokrat menilai ada permainan kekuasaan dalam Pilkada DKI./*ist

JURNAL3 | JAKARTA – Akhir pekan lalu Partai Demokrat secara resmi mengeluarkan siaran pers khusus merespons perkembangan terakhir Pilkada DKI Jakarta.

Partai Demokrat menilai kompetisi Pilkada DKI Jakarta sudah tak fair dan tidak tertib. Penegakan hukum berat sebelah. Campur tangan kekuasaan dinilai telah melampaui batas.

“Partai Demokrat mengamati bahwa kompetisi politik yang seharusnya berlangsung damai, fair dan tertib telah berkembang ke arah sebaliknya. ” Demikian tulis siaran pers Partai Demokrat.

Siaran pers yang ditandatangani oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekjen Hinca Panjaitan itu diedarkan merespon perkembangan Pilkada DKI Jakarta.

“Media sosial telah menjadi wilayah yang sangat tidak sehat serta penuh dengan black campaigndan negative campaign,” demikian diungkapkan lebih lanjut dalam siaran pers itu.

Diuraikan, Partai Demokrat melihat gejala ketidaknetralan negara beserta aparaturnya mulai tampak terlihat. Campur tangan kekuasaan dinilai telah melampaui batas.

“Rakyat telah melihat penegakan hukum yang berat sebelah dan terkesan dicari-cari.” Hal ini, menurut Partai Demokrat dapat merusak asas keadilan hukum yang mestinya berlaku untuk semua. Karena itu, kata dia, kekhawatiran bakal adanya kecurangan dalam proses Pilkada DKI Jakarta mulai tercium meningkat.

“Ini membuat situasi Jakarta menjadi tidak kondusif bagi berlangsungnya Pilkada yang yang fair dan demokratis,” kata mereka.

Untuk itu, Partai Demokrat meminta negara dan pemerintahannya netral dalam Pilkada DKI Jakarta. Selain itu, demokrat mendesak pemerintah mencegah terjadinya kecurangan secara manual maupun digital di Pilkada nanti demi tegaknya Pilkada yang jujur dan adil.

Kemudian, Partai Demokrat juga berharap KPUD dan Bawaslu melaksanakan tugasnya dengan jujur, adil, dan profesional. KPUD dan Bawaslu harus mencegah dan menindak tegas semua bentuk pelanggaran.

Partai Demokrat juga mengharapkan pers dan media massa memberitakan Pilkada DKI Jakarta secara adil dan berimbang. Termasuk menjaga akurasi dan kebenaran berita.

Selain itu, TNI maupun Polri dan BIN juga diharapkan netral sehingga tidak merusak disiplin dan etika keprajuritan dan kepolisian. Aparat penegak hukum juga tidak mencari-cari kesalahan pasangan calon yang diusung Partai Demokrat.

“Partai Demokrat mengajak masyarakat Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya pada tanggal 15 Februari 2017 mendatang. Jangan tergiur dengan politik uang”.@andiherman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds