SOESILO Efendy terlihat tampak sumringah. Senyumnya terus mengembang saat menerima jurnal3 di salah satu ruangan di kantor Graha DPD REI Jawa Timur, di Jl. Bedadung No.2 Kota Surabaya.
Ketua DPD REI Jatim yang dilantik tahun 2020 silam itu bersemangat menyambut anniversary REI ke-51. Hajatan potong tumpeng sebagai tanda syukur digelar bersama keluarga besar REI Jatim.
Banyak harapan dan tantangan di usia organisasi yang sudah lebih dari setengah abad ini. Seperti apa DPD REI Jatim menyikapinya?
“Konsep REI Jatim adalah SINERGI. Ke siapa saja kita sinergi? Sinergi pertama sowan ke senior-senior kita. Perjuangan mereka , babat alas mereka, di Jawa Timur khususnya, mereka itu adalah para ketua DPD. Sampai gedung Graha REI Jatim ini berdiri adalah bentuk perjuangan para beliau-beliau ini,” ujar Soesilo.
Sebagai generasi penerus, REI Jatim berkomitmen untuk tidak melupakan jasa para senior. Menurut Soesilo, banyak cara memberikan penghormatan kepada senior, salah satunya dengan mengajak diskusi, meminta saran dan pendapat mereka tentang eksistensi DPD REI Jatim.
“Penghormatan kita kepada senior kita aplikasikan dalam sebuah acara yang bernama SOLUTIF (Senior Luar Biasa Inspiratif). Ini sudah tiga mantan Ketua DPD yang kita gali pengalamannya. Mereka cerita perjuangan mereka, baik di perusahaan, kehidupan mereka, hingga perjalanan sebagai ketua DPD REI Jawa Timur,” ungkapnya.
Banyak hal menarik dari cerita perjuangan para senior. Soesilo mengaku baru tahu kalau dulu perjuangan hidup para senior ini luar biasa susah. Tidak ujug-ujug jadi orang hebat, sukses. Itu semua ada ceritanya.
“Yang sudah kita lakukan SOLUTIF tiga orang, yakni Pak Sugiat, Pak Teguh Kinarto dan Pak Sutoto Yacobus. Di tahun 2023 ini akan kita acarakan untuk 2 orang mantan Ketua DPD. Kita bersyukur karena SOLUTIF juga disambut baik oleh mereka. Bahasa Jawa-nya, mereka masih di-uwongno,” lanjut Soesilo.
Lalu konsep SINERGI eksternal adalah banyak melakukan kerjasama dengan perbankan. Menurut Soesilo, REI tidak bisa berjauhan dengan dunia bank karena menjadi salah satu alat kelengkapan bisnis property.
Konsep SINERGI eksternal juga dilakukan dengan instansi seperti Polri, Kejaksaan dan beberapa Universitas. Menurut Soesilo, REI tidak bisa meninggalkan kerjasama dengan pihak lain.
Karena itu di usia REI yang memasuki 51 tahun, ibarat manusia, REI sudah harus menjadi lebih wise, makin bijak seiring dengan pengalaman yang terus bertambah.
Soesilo berharap, ke depan REI ini bisa berguna bagi masyarakat. Karena sebagai perkumpulan profesional pengembang, mulai rumah subsidi, rumah mewah, pertokoan, perkantoran, pergudangan, hotel hingga apartemen, maka kepercayaan publik adalah utama.
“Jangan sampai masyarakat dikecewakan. Kita ingin publik menilai anggota REI itu benar dan bertanggung jawab. Bukan sebaliknya, usia kita tambah, kelakuan kayak anak muda. Ojok sampek semangat dodolan, tapi lali mbangun,” harap Soesilo./*Advertorial – (1-bersambung)