JURNAL3.NET / LAMONGAN – Rencana pengembangan jaringan jalan tol Tuban-Gresik merupakan skema pengembangan insfratruktur jalan dan sebagai langkah integrasi sistem jaringan berdasarkan prakiraan potensi pertumbuhan pergerakan di masa mendatang.
Sesuai dengan perencanaan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta Pemerintah Kabupaten yang terlibat yakni Kabupaten Tuban, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Lamongan akan membangun jalan bebas hambatan sepanjang 73 km.
Lamongan mengusulkan adanya penambahan exit tol yang terhubung ke ruas jalan Sukodadi-Paciran untuk mengakomodir dan menghubungkan jalan nasional arteri primer Surabaya-Lamongan-Widang-Tuban dengan jalan Nasional kolektor primer Lohgung-Sadang.
Usulan tersebut berdasarkan adanya pertumbuhan industri di kawasan utara Lamongan (industri pengelolaan hasil ikan perikanan, tempat pelelangan ikan brondong, Lamongan shorebase, pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), industri perkapalan, dll).
Juga untuk mempermudah akses menuju potensi wisata yang dimiliki Lamongan di sana (wisata bahari Lamongan dan Makam Sunan Drajat).
“Karena Lamongan merupakan jalur terpanjang yang akan dilintasi yakni 37,8 Km, maka kami ada beberapa usulan dalam rencana pembangunan tol. Daerah kami sedang gencar-gencarnya tumbuh di bidang industri dan kami mempunyai potensi wisata yang luar biasa dan terpusat di wilayah utara. Maka kami usulkan penambahan exit tol di daerah Sukodadi-Paciran untuk mendukung potensi yang dimiliki Lamongan,” tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi sebagaimana dipublikasikan Diskominfo Kabupaten Lamongan.
Hal tersebut disampaikannya saat menyampaikan usulan pada kegiatan zoom meeting pembahasan tindak lanjut proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) jalan tol Tuban-Babat-Lamongan-Gresik bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jumat (17/2/2023) di ruang Command Center Pemkab Lamongan.
Pada usulan yang kedua, Bupati yang akrab disapa Pak Yes juga meminta adanya pergeseran simpang susun atau akses menuju tol Babat yang semula berada di Desa Kebalandono/Datinawong untuk digeser ke arah barat tepatnya di Desa Plaosan.
Karena pada area tersebut akan terkoneksi langsung dengan perencanaan jalan lingkar selatan Babat dan fly over Babat yang menghubungkan langsung dengan jalan arteri primer Surabaya-Lamongan-Widang-Tuban dan jalan Provinsi Babat-Tuban.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Lamongan, Sujarwo, juga menyampaikan usulan agar pembangunan jalan tol di wilayah Lamongan terletak di atas.
Hal tersebut berdasarkan letak geografis Lamongan rawan terjadi banjir karena dilintasi aliran sungai Bengawan Solo./*Red