Direktur Utama PT Pertamina diberhentikan lewat RUPS LB

RUPS LB memberhentikan Dwi Soetjipto sebagai Dirut PT Pertamina per hari ini./*ist

JURNAL3 | JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Pertamina (Persero), Jumat (03/02/2017), hari ini, memutuskan memberhentikan Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama, Ahmad Bambang dari jabatannya.

“Pemegang saham menujuk Yenni Andayani sebagai Pelaksana Tugas Sementara (Plt) Direktur Utama Pertamina. Yenni saat ini juga menjabat Direktur Energi Baru Terbarukan (EBT) Pertamina,” kata Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng.

Hadir dalam RUPSLB Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi, Gatot Trihargo, Kepala BKF Suahasil Nazra, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Menurut Tanri, penggantian Dwi dan Ahmad tersebut tidak ada kaitannya dengan isu perseteruan keduanya seperti yang diberitakan media.

“Ini hal yang biasa dan terjadi dimana-mana. Ini untuk mencari talent-talent baru yang bisa bekerjasama dan solid di Pertamina,” ujar Tanri.

Adapun pengganti Dwi, Yenni Andayani yang berusia 51 tahun, sejak tahun 2014 menjabat Direktur EBT Pertamina.

Dia sarjana hukum dari Universitas Parahyangan dan memulai karir di Pertamina sejak 1991. Beberapa jabatan yang pernah dipegangnya adalah direktur utama PT Nusantara Gas Company Services di Osaka, Jepang, direktur utama PT Donggi-Senoro LNG (2009-2012) dan senior vice president gas and power, Direktorat Gas PT Pertamina (Persero) (2013-2014).

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi, Gatot Trihargo mengatakan pemberhentian Dwi Sutjipto dan Ahmad Bambang sesuai dengan SK Menteri BUMN Rini Soemarno.

“Salah satu hal yang dicermati Ibu Menteri dan jajaran komisaris masalah leadership di Pertamina. Sebagaimana diketahui bahwa Pertamina ke depan punya tanggung jawab yang luar biasa. Jadi tugas strategis manajemen harus solid, sehingga perlu penyegaran,” kata Gatot.

Ia menjelaskan, sesuai dengan arahan komisaris bahwa komunikasi internal sangat penting.

“Saat ini banyak keputusan yang tertunda yang harus diselesaikan ke depan. Tim ini harus solid dan berlanjut agar berdampak pada kinerja perusahaan keseluruhan,” ujar Gatot.@agussuryawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds