JURNAL3/SURABAYA – Limbah industri tekstil ini salah satu permasalahan urgent di Indonesia sekarang ini. Menanggapi hal tersebut, Tim Go Go Haf dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menciptakan prototipe yang dinamakan Bhusana, dengan bertujuan untuk mempermudah dalam pendistribusian dan pendaur ulang pakaian, Selasa, (2/11/2021).
Fitria Urbach, Ketua Tim Go Go Haf, menyampaikan tujuan ini untuk mempermudah dan meningkatkan baik efisiensi maupun transparansi dalam distribusi daur ulang pakaian.
“Gerakan fesyen berkelanjutan melalui proses daur ulang pakaian akan bisa diaplikasikan dengan baik, jika turut melibatkan pemerintah di dalamnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ada tiga proses yang harus dilakukan oleh pengguna. Diantaranya, proses pengumpulan, pengambilan, dan pemilahan.
“Proses pengumpulan yaitu proses di mana donatur pakaian memfoto pakaian yang akan didonasikan. Kemudian, Bhusana ini mengenali pakaian tersebut dari tiga macam klasifikasi, yaitu pakaian layak pakai, tidak pakai kerusakan minor, dan tidak layak pakai kerusakan mayor,” tutur Fitria.
“Setelah melewati proses, Bhusana akan mencetak kode quick responsw (QR) untuk identitas pakaian dan Bhusana akan membuka tutup kotak secara otomatis. Lanjut, donatur berharap untuk meletakkan pakaian tersebut ke dalam kontak dan nantinya donatur akan memperoleh kupon yang nantinya ditukarkan untuk sembako. Data pakaian yang sudah terkumpul pada kotak Bhusana akan dikirimkan ke database clous service,” lanjutnya.
Menurut Fitria, proses pengambilan merupakan pengiriman truk bertugas untuk mengambil setiap pakaian yang telah tersimpan dalam kotak Bhusana yang tersebar di kelurahan.
“Pakaian akan dipilah antara yang layak dan tidak layak pakai di bank dengan bantuan QR Code,”ungkap Fitria, Ketua Tim Go Go Haf ITS Surabaya.
Pada akhirnya, proses pemilahan dilakukan dengan cara petugas mengambil keputusan dalam hal penyaluran pakaian pakaian bekas tersebut. Dijelaskan Fitria, terdapat tiga pilihan destinasi. Yaitu pakaian tidak layak pakai dengan kerusakan minor akan disalurkan ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai bahan produksi.
Fitria pun berharap kepada mahasiswa ITS untuk terus berjuang dalam menorehkan prestasi untuk ITS. */Syaiful Hidayat