Jatim Ajak Sumbar Kolaborasi Demi Ekonomi dan Budaya

JURNAL3/SURABAYA – Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur menerima kunjungan kerja dari Audy Joinaldy, Wakil Gubernur Sumatera Barat di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa, (2/11).

Pada pertemuan tersebut, Wagub Emil mendorong kolaborasi antara Provinsi Jatim dengan Provinsi Sumbar dalam hal pertukaran budaya dan ekonomi. Mengingat, kedua provinsi memiliki banyak potensi dalam hubungan mutualisme.

“Banyak sekali gagasan menarik yang dibahas, diantaranya memajukan persahabatan antara Jatim dan Sumbar, untuk saling mendorong wisatawan domestik. Tadi, beliau cerita ada ratusan ribu keluarga asal Minang dan Padang di Jatim. Di samping itu, kita sangat cinta dengan makanan Padang, jadi ini sebuah kedekatan kultural yang sangat luar biasa, semoga saja ini bisa diteruskan dengan saling bertukar potensi-potensi wisata,”ujarnya.

Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang dilaksanakan untuk memulainya yaitu pertukaran budaya. Pertukaran budaya bisa dilakukan dengan pengadaan pameran seperti Minang Week dengan bertujuan untuk mengenalkan makanan dan wisata Sumbar yang belum banyak ketahui oleh masyarakat Jawa Timur.

“Dalam jangka pendek ini, rencananya akan ada kesempatan bagi influencer pariwisata Jatim yang diajak ke Sumbar. Sebaliknya, kita juga ingin mengenalkan Sumbar agar bisa mengeksplorasi potensi wisata di Jawa Timur. Semoga ini bisa segera terwujud,”tutur Emil.

Terpisah, Wagub Sumbar Audy menyampaikan, kedatangannya di Jatim untuk mempelajari belanja langsung (bela) pengadaan barang dan jasa dimiliki Jatim. Pasalnya, program Jawa Timur belanja (Jatim Bejo) yang memanfaatkan marketplace Mbizmarket dinilai unggul.

“Memang, hari ini kami terakhir di Jatim yang sangat singkat, tapi Alhamdulillah saya ada kesempatan bertemu dengan Wagubnya millenial Jatim. Dari sini, kami belajar terkait pengadaan barang dan jasa Jatim yang sudah lebih duluan,” tutur Audy.

Sumbar sendiri baru memakai Mbizmarket pada September lalu. Jika dapat mencapai potensinya, Sumbar bisa mencapai Rp. 300 milyar transaksi yang akan bertambah hingga Rp. 1,5 triliun jika berhasil menggandeng kabupaten/kota. Meski begitu, hingga kini Sumbar baru mencapai dikisaran Rp. 400 juta dengan 14000 UMKM yang terdata.

“Jadi, kami butuh banyak belajar dari Jatim. Saya rasa ini salah satu potensi yang bisa digarap bersama demi kemajuan dua provinsi. Untuk itu, kami menunggu kedatangan Wagub Jatim ke Sumatera Barat,” tambah Audy.

Sebagai informasi, Jatim Bejo digunakan sebagai objek studi tiru bela pengadaan (marketplace) oleh pemerintah Sumbar. Mengingat, Jatim Bejo memanfaatkan Mbizmarket sebagai marketplace dengan keunggulan tidak adanya biaya tambahan, terkoneksi dengan bank lokal, transaksi online, laporan dan analisa, taat perpajakan, UMKM Go Digital, manajemen persetujuan, fasilitas pendanaan bagi UMKM, serta termin pembayaran beragam.

Jatim Bejo juga mengikuti strategi nasional pencegahan korupsi aksi implementasi seperti yang tertuang dalam dokumen kesepakatan bersama antara LKPP, Kementerian, BSSN dan Pemerintah Daerah yakni e-payment, e-catalog dan toko.

Dasar hukum yang digunakan adalah Peraturan Presiden nomor 17 tahun 2021, Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 76 tahun 2020, Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor: 027/2337022.1/2021 Keputusan Deputi Monev dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP.

Sampai 27 Oktober 2021, sudah ada 18 kabupaten/kota yang menggunakan Jatim Bejo. Transaksi Pemprov Jatim termasuk kab/kota melalui platform Mbizmarket juga telah mencapai angka Rp. 26 miliar berasal dari 10887 pemesanan.

Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi tertinggi dalam pengadaan barang dan jasa melalui e-purchasing dengan valuasi sebesar Rp.5.048.480.175 Sudah ada 26594 produk yang tayang di Jatim Bejo dan 1.541 vendor yang tersedia. Dimana, 97 % transaksi berasal dari kategori makanan dan minuman, jasa sewa, serta ATK. */Syaiful Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds