JURNAL3/SURABAYA – Kinerja realisasi investasi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2021 telah mencatat angka pertumbuhan yang menggembirakan yaitu mencapai 18 Triliun. Dalam realisasi tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp 5,4 triliun dan PMDN sebesar Rp 12,5 triliun. Ini salah satu data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, pada 27/10/2021 lalu.
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur menyampaikan dalam pencapaian ini meningkat 15,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara secara nasional investasi tumbuh 3,7 persen.
“Jadi, kontribusi Jatim terhadap realisasi investasi nasional di triwulan ke-3 ini sebesar 8,3 persen. Maka, kinerja investasi ini harus banyak disyukuri karena Indonesia belum lepas dari kondisi sulit ini akibat Pandemi covid-19,” ungkap Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/11),
Khofifah memaparkan bahwa kuartal III ini investasi asing di Jatim mengalami pertumbuhan positif sebesar 41,4 persen (q-to-q). Dalam pencapaian ini, bisa memberikan angin segar bagi tingkat kepercayaan calon investor asing untuk menanamkan modalnya di Jatim.
Adapun Kinerja investasi Jatim di periode ini masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai Rp 36,4 triliun yang didominasi sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan kontribusi sebesar 52,6 % yang mana PT Mitrakarya Multiguna merealisasikan investasi sebesar Rp1,4 triliun di Kota Surabaya.
Sedangkan PMA memberikan kontribusi sebesar Rp 16,3 triliun dimana didominasi sektor pertambangan dengan kontribusi 26,4 % dimana PT Freeport Indonesia merealisasikan investasi (USA) sebesar Rp1,4 Triliun di Kabupaten Gresik. Pada periode ini, investasi Jatim didominasi sektor Industri Makanan dengan nilai Rp 10,5 triliun, setara dengan 19,9% dari total investasi Jatim.
Sementara itu, dari sisi spasial, investasi di Jatim masih terkonsentrasi di zona Ring I meliputi Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab/Kota Mojokerto dan Kab/Kota Pasuruan. Hal ini menuntut adanya upaya penguatan iklim investasi di zona luar Ring I guna pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Maka dari itu, Khofifah meminta pemerintah kabupaten/kota untuk terus melakukan berbagai inovasi agar layanan perizinan yang diberikan semakin adaptable. Selain itu, tiap permasalahan yang dihadapi investor harus difasilitasi secara efektif dan efisien. Dan yang tak kalah penting adalah tersedianya IPRO (Investment Project Ready to Offer) untuk menarik minat investor.
“Saat ini Jawa Timur sudah terhubung dengan jalan tol Trans Jawa sehingga sangat potensial untuk pengembangan industri di daerah kabupaten yang dilewati akses tol. Arus barang dan jasa serta mobilisasi orang semakin lancar yang tentu akan meningkatkan efisiensi. Hal ini harus diimbangi dengan inovasi-inovasi perizinan di daerah guna menggaet investor masuk,” imbuh Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah, mengungkapkan, jika kinerja investasi Jatim hingga triwulan III 2021 masih on the track. Berdasarkan parameter ICOR (Incremental Capital-Output Ratio), Jatim selalu lebih rendah dibanding nasional, hal ini menggambarkan bahwa Jatim menawarkan efisiensi yang lebih tinggi dan timbal balik yang lebih menguntungkan.*/Syaiful Hidayat