JURNAL3/SIDOARJO- Usaha Mikro memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk mendapatkan pendanaan diperlukan adanya laporan keuangan yang dapat mencerminkan kondisi usaha mikro tersebut.
Oleh sebab itu, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Akuntansi (JA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan pendampingan perhitungan harga produksi dan penyusunan Laporan Keuangan
usaha jasa jahit, Ibu Noenoek Moerdiyanti (GRIYANOE), Selasa (02/11/2021) di RT.6 RW.1 Desa Keboan Sikep, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.
Ambar Kusumaningsih, Ketua Tim PKM JA FEB Unesa menyampaikan bahwa laporan keuangan juga membantu para pelaku usaha mikro untuk mengetahui kondisi usahanya secara periodik dan menentukan strategi yang diperlukan untuk bertahan atau berkembang.
“Namun, pelaku usaha mikro pada umumnya belum mampu melaksanakan pembukuan maupun pencatatan keuangan dengan rapi dan sistematis sehingga tidak dapat membaca kondisi keuangan usahanya dengan akurat,” ujar Ambar, saat dihubungi melalui whatsApp dengan awak media jurnal3, Rabu (3/11).
Selain itu, ia menambahkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah agar pelaku usaha mikro khususnya bidang jasa bisa membuat laporan keuangan sesuai standar SAK ETAP.
“Dengan tersusunnya laporan keuangan yang sesuai standar, mitra diharapkan dapat mengembangkan usahanya dan dapat mengajukan pendanaan baik untuk mengikuti program bantuan dari Pemerintah maupun pinjaman dari Lembaga Pembiayaan,” jelas Ketua Tim PKM JA FEB Unesa.
Tim PKM melakukan beberapa pertimbangan dalam memilih jenis jasa tersebut, yaitu karena banyak dilakukan oleh masyarakat dalam skala mikro dan pelaku jasa jahit pakaian pada umumnya adalah ibu rumah tangga dari latar belakang pendidikan non akuntansi atau keuangan.
“Selain itu sektor usaha jasa tersebut belum pernah tersentuh pelaksanaan PKM dari Jurusan Akuntansi FEB Unesa. Sementara sektor lain seperti perdagangan dan industri kecil sudah pernah dilakukan PKM” jelasnya.
Ia berharap adanya mitra ini dapat secara mandiri saat menghitung HPP dari setiap pesanan dan bisa membuat laporan kegiatan angan yang berbasis SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik).
“Dengan demikian mitra ini dapat menentukan harga jual yang optimal dan tidak lagi menderita kerugian karena salah satu menghitung biaya-biaya. Selain itu, dengan mampunya mitra menyusun laporan keuangan maka dapat mengajukan pembiayaan untuk menambah modal dan meningkatkan skala usahanya,” pungkasnya.
Tim PKM JA FEB Unesa yang diketuai oleh Ambar Kusumaningsih, yang beranggotakan Ni Nyoman Alit Triani, Made Dudy Satyawan, Merlyana Dwinda Yanthi, dan Cantika Sari Siregar. */Syaiful Hidayat