Jurnal3.net /SURABAYA – Limbah plastik di laut dapat mengalami degradrasi menjadi mikroplastik yang mampu mengontaminasi rantai makanan biota laut. Hal ini sangat berbahaya bila biota laut tersebut dikonsumsi manusia.
Peduli akan hal itu, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan filter air tercemar mikroplastik berbasis Bulk Acoustic Wave (BAW).
“Belum ada teknologi yang diterapkan pemerintah Indonesia dalam penanganan dan pengurangan mikroplastik,” ungkap Arkilaus Bellinus Felle, ketua tim.
Lelaki dengan sapaan akrab Billy ini menjelaskan bahwa filter karya timnya tersebut memanfaatkan gelombang akustik yang bersumber dari pengeras suara atau speaker.
Gelombang akustik inilah yang akan mendorong partikel-partikel mikroplastik, sehingga dapat terseparasi dari air laut. “Karena ukurannya sangat kecil sehingga dibutuhkan metode khusus dalam penyaringan partikel mikroplastik,” jelasnya.
Alat ini mampu menyaring semua jenis dan bentuk mikroplastik yang terkandung dalam air laut maupun air tawar. Dengan memanfaatkan teknologi gelombang akustik, alat ini tidak lagi memerlukan saringan mekanis sehingga tak perlu membersihkan filter secara berkala dan pemakaian lebih tahan lama.
“Inovasi ini mewujudkan poin 14 SDGs (Sustainable Development Goals) tentang menjaga ekosistem laut,” ucap salah satu wisudawan ITS pada Oktober lalu ini.
Cara kerja alat ini sendiri diawali dengan memompa air hingga mengalir masuk ke dalam alat melalui pipa akrilik. Air laut akan dialirkan melewati dua buah speaker full range yang mengapit pipa akrilik di tengah. Speaker tersebut akan menimbulkan gaya dorong yang disebut dengan acoustophoretic force.
“Frekuensi pada speaker sebesar 6,813 Hz untuk mendapatkan efisiensi tertinggi,” terang alumnus Departemen Teknik Fisika ini.
Ia juga berpesan kepada mahasiswa yang ingin mengikuti Pimnas pada periode berikutnya untuk selalu mengusahakan yang terbaik. “Selalu manfaatkan semaksimal mungkin kesempatan yang ada sekecil apapun itu,” tandasnya.