Nasib, Saldo Rekening Relawan PPP 143 Juta Dikuras Habis oleh Penipu

Korban pembobolan rekening, Hendi Bagus S. yang juga relawan tim posko center PPP saat menyalurkan bantuan Semeru

Jurnal3.net / Malang – Nasib naas dialami oleh Hendi Bagus Sebriyanto, salah satu anggota Tim Posko Center PPP sedang menyalurkan bantuan ke lokasi bencana erupsi Gunung Semeru Lumajang, Jawa Timur.

Saat ini, masih proses pengiriman bantuan pada Jumat (10/12) kemarin. Hendi mengalami penipuan yang membuat isi saldo rekeningnya dibobol hingga mencapai Rp 143 Juta.

Kronologinya, Hendi sepulang dari pengiriman bantuan kloter ke-2 untuk korban bencana erupsi di Lumajang, dirinya ditelepon istrinya (Ayu Fitriyah) kurang lebih pukul 17.05 WIB. Pertama, Istrinya menelpon meminta fotokan ATM BRI miliknya, karena ditelfon dari pihak Bank BRI terkait dengan penukaran poin.

Mendengar hal ini, Hendi tidak memfotokan dan menyampaikan kalau itu penipuan, istrinya beberapa kali memaksa untuk tetap minta fotokan No. ATM BRI Pribadinya yang memang ia bawa. Namun, ia tetap tidak memberi foto itu dan langsung menutup teleponnya.

“Setelah ditutup, istri saya nelpon lagi, dan tetap memaksa untuk difotokan. Karena firasat saya tidak enak, saya langsung nanya istri saya isi saldo BRInya. Ia pun menjawab tidak ada salodnya hanya sisa Rp. 500.000 setelah di trasnfer ke ATM BCA milik saya. Setelah itu saya tutup lagi teleponnya,” ungkap Hendi saat dihubungi. Minggu (12/12) kemarin lalu.

Karena ada kekhawatiran, Hendi menelepon lagi istrinya. Ia menanyakan istirnya kenapa memaksa sekali, memangnya ada apa coba jawab jujur begitu. Setelah itu, istrinya bercerita bahwa dia telah memasukkan Email Mobile Banking BRI miliknya dan password melalui link yang dipandu oleh penelepon dengan nomor +14017022223 melalui via WhatsApp dengan foto profil Call Center Bank BRI.

“Setelah si penipu nanya transaksi terakhir di ATM BRI milik istri saya. Istri saya bilang sekitar jam 12 siang baru transfer ke nomor rekening BCA Milik saya. Akhirnya si penipu minta nomor HP saya ke istri saya, dan nomor yang dia kasih itu adalah nomor yang terdaftar di BCA Mobile saya. Pelaku mengirim format SMS ke WhatsApp istri saya,” imbuhnya, dikutip dari rilis terima media jurnal3.net. Rabu (15/12).

Pelaku menyuruh istri Hendi mengirim format tersebut ke nomor 69888, kemudian dari nomor tersebut mendapat balasan berisi kode OTP. Setelah itu, pelaku menyuruh Ayu menyalin kode OTP tersebut ke link yang sebelumnya dikirim oleh pelaku. Berikut link yang dikirim oleh pelaku (https://instabio.cc/TukarBRIpoin-co-id). Setelah itu, telepon dimatikan oleh Ayu.

“Kemudian istri saya mencoba membuka BRImo miliknya di HPnya, tetapi sudah tidak bisa login. Setelah itu, ada notifikasi dari BRI kalau di jam itu ada laporan cetak rekening koran dan ada uang masuk sebesar Rp.10.000.000 dan Rp.5.000.000, namun uang masuk itu langsung seketika tertransfer dengan sendirinya ke rekening lain.

“Setelah itu, istri saya baru nelepon saya menyuruh saya untuk ngecek saldo BCA saya. Secara spontan saya langsung ngecek BCA saya melalu aplikasi BCA Mobile. Dan benar, ternyata sisa saldo terkuras habis hanya sisa sekitar Rp. 105ribu sekian.

“Saya lupa nominal pasnya, saya langsung meminta kak Somad yang nyetir mobil dari titik lokasi posko bantuan korban erupsi semeru untuk mencari ATM BCA terdekat sambil lalu ngecek Mobile Banking BCA saya.

“Ternyata saldo yang awalnya kurang lebih 143 juta lebih lenyap seketika dengan transaksi yang bervariasi dan ke nomor rekening yang berbeda dengan rincian yang saya ingat 49 juta, 10 juta, 9 juta, 8 juta, dan selebihnya saya lupa. Karena posisi panik, langsung nelepon Call Center BCA untuk memblokir seluruh akses ke rekening saya, namun sia-sia karena saldo saya sudah amblas,” ungkap Hendi.

Setelah itu, Hendi menelepon Call Center lagi, dan diarahkan untuk pelaporan juga ke kepolisian selain daripada pelaporan yang disiapkan di BCA. Setelah itu, Hendi langsung ke Polresta Kota Malang, namun karena pada waktu ketipu, posisi istrinya sedang di kontrakan Kecamatan Wagir, akhirnya ditolak dengan alasan karena bukan Wilayah hukum Polres Kota, kemudian diarahkan ke Polres Kabupaten.

Sesampai di Polres kabupaten, laporan Hendi pun tidak bisa diproses hanya diberikan arahan-arahan untuk menyiapkan berkas dan bukti melampirkan rekening transaksi atau rekening koran, karena meminta rekening koran dan bukti transaksi tidak ada, karena posisi MBanking diblokir, dan posisi hari tengah malam, jadi Hendi tidak mungkin mencetak saat itu. Dan esok harinya pun endk bisa karena hari Sabtu.

“Kemudian diarahkan untuk buat laporan yang sifatnya laporan pengaduan yang sifatnya saya dan istri saya suruh nulis sendiri kronologinya kemudian nanti akan diberikan stempel Polres. Karena merasa kurang pas dengan posisi laporan pengaduan saja, akhirnya saya balik, hingga sekarang saya masih pusing mau melakukan tindakan apa lagi,” tutupnya. (ari/dayat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 5 seconds